Thursday 12 September 2013

KITAB SYRIA


KANDUNGAN

- Wawancara al-Manar dengan Bashar al-Assad: Assad: Hizbullah Berperang Melawan Israel dan Agennya

- Jawapan kepada pemuda Wahabi tentang perang pengganas Wahabi di Iraq dan Syria.

- US to provide 'direct military aid' to Syria terrorists - news

- Apa yang tersirat di sebalik konflik di Syria

- The Syrian Conflict: Qaradawi’s Incitement To Violence - Chandra Muzaffar

- Perangkap anti-Assad Amerika jerat Pemuda PAS – Amin Iskandar

 - Konflik Syria bukan perang mazhab? — Ismail Hashim Yahaya

- Hubungan intim antara US dan pemberontak Syria - Unknown

- Bawah BN atau Pakatan, M'sia tetap bersama AS – Amin Iskandar

- Tidak perlu tunjuk perasaan anti Presiden Syria - ZAINUDDIN MAIDIN

- Syria di persimpangan jalan – Abd Hadi Awang

- Israel , Iran dan Syria – Hishamuddin Rais Syria Dan

- Demokrasi – Hishamuddin Rais

- ARAB SAUDI DAN ZIONIS ISREAL – Hishamuddin Rais





Wawancara al-Manar dengan Bashar al-Assad: Assad: Hizbullah Berperang Melawan Israel dan Agennya

Dengan jelas kami katakan bahwa tentara Suriah akan memerangi musuh di mana pun musuh hadir. Ketika musuh di Utara, atau datang ke Utara, kami akan bergerak menuju Utara; atau Timur atau Barat. Hal yang sama berlaku untuk perlawanan. Mengapa Hizbullah hadir di perbatasan di Libanon atau di Suriah? Karena pertempuran yang ada adalah pertempuran melawan Israel dan agen-agennya di Suriah atau Libanon.




Wawancara Presiden Suriah, Bashar al-Assad dengan stasiun TV Libanon, al-Manar dilaksanakan hari Kamis (30/5 /13) .

Pertanyaan 1: Kita sekarang berada di Istana Rakyat. Krisis Suriah sudah berlangsung 2 tahun dan taruhannya adalah, presiden dan rezim akan digulingkan hanya dalam tempo beberapa minggu. Bagaimana Anda menggagalkan musuh dan plot lawan? Apa rahasia ketabahan ini?

Jawaban: Ada sisi di Suriah yang menggagalkan plot, dan ada sisi yang terkait dengan pembuat rencana yang menggagalkan diri mereka sendiri. Mereka menggagalkan diri sendiri karena mereka mengabaikan kondisi Suriah dan tidak membaca situasi Suriah dengan tepat. Jadi mereka memulai [kegagalan] itu sejak awal dengan membawa judul 'revolusi' [dalam gerakan mereka]. Mereka bergerak dengan mengajukan konsep sektarian dan simbol-simbol yang ditujukan untuk menciptakan perpecahan dalam masyarakat Suriah. [Memang] mereka berhasil menguasai beberapa sudut dalam masyarakat Suriah.

 Dan sudut-sudut seperti ini selalu ada dalam berbagai masyarakat; mereka yang lalai dan tidak waspada. Tapi pada dasarnya, mereka gagal menciptakan perpecahan itu. Jika langkah itu benar-benar terwujud, maka sejak awal Suriah sudah akan terpecah belah. Mereka [lalu] menggunakan judul lain yang mereka sendiri akhirnya jatuh ke dalamnya, yaitu perjuangan untuk tetap berada di sebuah kantor [presiden]. Pada realitanya, sudah jelas bahwa perang itu tidak berhubungan dengan sebuah kantor. Perang itu adalah perang sebuah negara; bukan perang sebuah kantor. Tak ada orang yang bersedia berperang dan tewas agar seseorang tetap berada di sebuah kantor.

Pertanyaan 2: Bapak Presiden, dalam pertempuran negara itu, Suriah tampaknya cukup bertahan di lapangan setelah 2,5 tahun. Di sini muncul pertanyaan. Kenapa setelah 2,5 tahun, Anda memilih menyerang daripada bertahan? Apakah Anda tidak berpikir Anda terlambat mengambil keputusan menyerang itu? Karena itu, harga [serangan] itu sangat tinggi seperti kasus di Al- Qusayr?

Jawaban: Dalam pertahanan atau serangan kami, kami tidak hanya bergantung pada taktik militer yang digunakan secara terpisah dalam pertempuran kecil. Kami juga berurusan dengan situasi, bukan hanya melalui aspek militer, tapi juga melalui beberapa aspek, seperti aspek sosial dan politik. Banyak warga Suriah yang tertipu di awalnya. Banyak sahabat Suriah yang tak menyadari masalah itu. Secara internal, tidak mungkin bertindak dengan cara yang sama sementara belum ada konsensus tentang sebuah kasus tertentu. Tidak diragukan lagi, perkembangan peristiwa membantu Suriah menyadari apa yang terjadi, menyadari kebenaran, dan ini sangat membantu Angkatan Bersenjata dalam menjalankan tugas dan [meraih] prestasi mereka. Apa yang sedang terjadi saat ini bukanlah pergeseran dari pertahanan jadi menyerang, tapi sebuah pergerseran kekuatan yang menguntungkan Angkatan Bersenjata.

Pertanyaan # 3: Bagaimana keseimbangan pergeseran kekuasaan itu? Suriah sedang dikritik karena menggunakan para pejuang asing. Mari kita sebut sebagaimana yang ada, Suriah disalahkan karena menggunakan pejuang Hizbullah. Mengingat dalam wawancara sebelumnya, Anda mengatakan bahwa warga Suriah 23 juta dan kami tidak membutuhkan siapa pun. Lalu apa yang dilakukan Hizbullah di Suriah?

Jawaban: Alasan pertama pergeseran keseimbangan kekuasaan itu adalah pergeseran dukungan. Ada dukungan di beberapa daerah untuk teroris dan saya jamin pada Anda bahwa [dukungan] itu bukan akibat dari kurangnya patriotisme, tapi kurangnya kesadaran. Ada banyak cerita tentang orang-orang yang bergabung dengan kelompok militan karena berpikir [gerakan mereka] itu adalah sebuah revolusi. Dukungan ini lalu bergeser dan banyak militan yang meninggalkan kelompok ini dan kembali pada kehidupan normal mereka. Ini alasan yang mendasar. Bagi saya, apa yang muncul mengenai Hizbullah dan partisipasi pejuang asing merupakan isu yang sangat besar dan memiliki beberapa elemen. Jika kita ingin menjelaskannya, kita harus menjelaskan unsur-unsur terkait ini:

Kita tidak bisa memisahkan antara apa yang baru-baru ini muncul tentang Hizbullah dalam pertempuran Al-Qusayr dengan serangan Israel. Ada tiga unsur dalam satu kasus. Biarkan saya berterus terang. Baru-baru ini, terutama setelah pidato terakhir Sayyid Hasan Nasrullah, media Arab dan Barat mengatakan bahwa para pejuang Hizbullah bertempur di Suriah dan membela negara Suriah; tentu saja dalam bahasa mereka, mereka mengatakan 'rezim'.

Tapi kami mengatakan negara; bukan 'rezim'. Mari kita berbicara secara logis, jika Hizbullah ingin membela Suriah atau perlawanan [anti Israel], Hizbullah akan mengirim sejumlah pejuang. Berapa banyak akan mereka kirim? Ratusan, 1000, 2000? Kita berbicara tentang pertempuran yang mencakup ratusan ribu Angkatan Darat Suriah dan puluhan ribu teroris; paling tidak lebih dari 100 ribu, karena jumlah mereka terus meningkat. Ini berarti bahwa mengirimkan teroris dari negara tetangga dan negara luar yang mendukung masih terus berlangsung.

Jadi jumlah yang bisa dikirim Hizbullah untuk membela negara dalam pertempuran dibandingkan dengan jumlah teroris dan Tentara Suriah, dan dibandingkan dengan ukuran Suriah, tidak akan melindungi sebuah rezim atau negara. Ini di satu sisi. Jika mereka mengatakan Hizbullah membela negara [Suriah], kenapa hari ini? Kenapa saat ini? Pertempuran dimulai setelah bulan Ramadhan tahun 2011, dan terus meningkat sampai kami memasuki musim panas 2012. Pemberontak memulai pertempuran 'membebaskan Damaskus'. Mereka menentukan zero hour [waktu yang telah ditetapkan untukmemulai sebuah opperasi militer] pertama dan kedua, dan empat perwira tewas dibunuh. Banyak yang melarikan diri dari negara Suriah dan banyak yang percaya bahwa rezim Suriah akan segera jatuh.

Tapi rezim tidak juga jatuh. Hizbullah tidak ikut campur pada waktu itu, lalu kenapa Hizbullah ikut campur hari ini? Ada sisi lain yang penting. Mengapa kita tidak melihat Hizbullah di Damaskus dan Aleppo? Pertempuran terbesar terjadi di Damaskus dan Aleppo, bukan di Al-Qusayr. Al-Qusayr adalah sebuah kota kecil. Mengapa kita tidak melihat Hizbullah di Homs? [Jadi] semua data ini tidak akurat. Al-Qusayr kota strategis. Perbatasan itu sangat strategis bagi teroris. Semua perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan teroris dan tentara. Jadi semua judul yang diajukan tentang partisipasi Hizbullah tidak relevan.

Semua ratapan dan kesedihan yang kita dengar di media Arab, dalam pernyataan pejabat Arab, dalam pernyataan pejabat Barat, dan bahkan (Sekjen PBB) Ban Ki-Moon menyatakan ketakutannya [tentang kehadiran] Hizbullah di Al-Qusayr, semua ini bertujuan untuk mencekik perlawanan [anti Israel]. Ratapan itu tidak ada hubungannya dengan membela negara Suriah. Padahal perkembangan, seperti yang Anda sebutkan, telah terjadi di Aleppo, Damaskus, pinggiran Damaskus dan tempat-tempat lain, tapi kita tidak mendengar ratapan yang sama.

Pertanyaan 4: Mengenai sifat pertempuran di al-Qusayr di mana Anda dan Hizbullah terlibat di dalamnya. Anda disalahkan bahwa pertempuran ini bertujuan membangun jalan aman yang akan menggabungkan pantai Suriah ke Damaskus. Karena itu, sebagaimana sudah diatur, jika pembagian atau perubahan geografis diterapkan di wilayah tersebut, akan muncul sebuah negara baru Alawi. Apa sebenarnya sifat pertempuran itu dan bagaimanan Anda menghubungkannya dengan perjuangan melawan Israel?

Jawaban: Pertama, dari aspek geografis, pantai Libanon dan Suriah tidak melewati Al-Qusayr. Jadi [alasan] ini tidak rasional. Kedua, tidak ada orang yang bersedia terlibat dalam pertempuran untuk meraih sebuah pembagian wilayah (divisi). Jika mereka ingin pembagian itu, biarkan mereka melakukannya; bukannya terlibat dalam pertempuran di seluruh Suriah.

Mereka bisa mengambil satu poin [kawasan] tertentu. Dan jalannya pertempuran tidak mengungkapkan bahwa ada bagian-bagian [Suriah] yang berusaha meraih pembagian. Sebaliknya, pertempuran ini dilakukan demi menjaga persatuan Suriah, bukan sebaliknya. Ketiga, nenek moyang kami pernah menghadapi masalah yang sama dengan Perancis ketika Perancis mengusulkan pembagian Suriah. Tapi nenek moyang kami berhati-hati tentang hal itu. Lalu apakah pantas jika kami, cucu-cucu mereka, tidak berhati-hati di beberapa abad kemudian? Saya yakin bahwa pertempuran itu, perkembangan di Al-Qusayr, dan semua raungan yang kita dengar itu berhubungan dengan Israel.

Mereka ingin mencekik perlawanan [anti Israel]. Pertempuran lama-baru ini akan selalu terjadi dalam berbagai bentuk yang berbeda. Sekarang, hal yang penting bukanlah Al-Qusayr sebagai kota, tapi sebagai sebuah perbatasan. Mereka ingin mencekik perlawanan lewat darat dan laut, dan di sinilah letak pertanyaannya.

Dikatakan bahwa gerakan perlawanan harus mengarahkan senjatanya pada musuh, karena itu [diarahkan] ke Selatan. Hal ini dikatakan 7 Mei lalu ketika beberapa agen Israel di Libanon mencoba mengusik jaringan komunikasi perlawanan. Mereka mengatakan bahwa perlawanan menggeser senjatanya ke dalam [Suriah]. Mereka juga mengatakan hal yang sama tentang Tentara Suriah.

 Mereka mengatakan bahwa Tentara Suriah harus berjuang di perbatasan melawan Israel. Dengan jelas kami katakan bahwa tentara Suriah akan memerangi musuh di mana pun musuh hadir. Ketika musuh di Utara, atau datang ke Utara, kami akan bergerak menuju Utara; atau Timur atau Barat. Hal yang sama berlaku untuk perlawanan. Mengapa Hizbullah hadir di perbatasan di Libanon atau di Suriah? Karena pertempuran yang ada adalah pertempuran melawan Israel dan agen-agennya di Suriah atau Libanon.[IT/M/NAT]






Jawapan kepada pemuda Wahabi tentang perang pengganas Wahabi di Iraq dan Syria 




Pembunuhan yg berlaku di Iraq di zaman Nur al-Maliki sehingga semalam 13/6 2013 di masjid2 Syiah dan di pasar2 di Iraq adalah dilakukan oleh Wahabi takfiri dengan pengeboman berani mati. Minggu lepas 114 orang pelancong Iran di bunuh dalam perjalanan mereka ke Samara' dan pada bulan Mei lepas jumlah Syiah yg yang tewas (terbunuh) di Iraq adalah 1000 orang.

Ia dilakukan oleh Wahabi Takfiri. Adapun semasa Sadam adalah lebih ramai lagi sehingga di Fallujah golongan Kurdi bermazhab Syafi 'i di bunuh dgn bom Kimia berjumlah sekurang-kurangnya 7000 orang; Sunni telah membunuh Sunni. Adakah ini halal menurut mazhab anda dan adakah ini perjuanagn anda? 2. Mengenai "pembunuhan suni di Syria beribu-ribu mati Sunni dibunuh dan dirogol oleh orang Syiah guhuluw kerna taassubnya, mempertahankan Basysyar al-Asad tanpa kasihan belas" yang anda klaim itu adalah tidak tepat.

a) Mereka yang berperang menentang pemerintahan Basysyar al-Asad adalah 95% datangnya dari luar Syria.Mereka terdirin dari Wahabi Takfir seperti jabhah Nusrah, Brigid Umar al-Khattab, Brigid Uthman bin Affan dan lain-lain. Mereka memasuki Syria melalui Turkey, Jordan dan Lubnan. Kajian ini dibuat oleh seorang senator Amerika(lihat Youitube). Negara asal mereka adalah Tunisia, Mesir, Arab Saudi, Qatar, Imarat, Russia, Libya, Palestina, Indonesia, Sudan, Morroko dan lain-lain.

Mereka ditaja oleh negara2 Telok seperti Saudi, Qatar dan Turkey. Begitu juga dengan senjata2 mereka dibayar oleh Qatar dan Saudi, Amerika dan Israel. Banyak senjata2 yg dirampas adalah senjata-senjata dari Ukrain dan Israel.

Tebukti Amerika dgn senator2nya dan presidennya serta Israel menyokong penuh supaya Asad digulingkan begitu juga negara2 Arab seperti Saudi, Qatar dan Emaret. Adakah mereka mahu sebuah negara Islam Wahabi ditegakkan di Syria? Atau apakah di sebalikya? Lihat apa yg telah berlaku di Libya, manakah negara Islam Wahabi yg dikatakan itu? Sebaliknya Nato dan Amerika mengirim drones mereka ke Libya membunuh golongan Wahabi Takfiri seperti dilakukan di Afghanistan kerana mereka menjadi ancaman kepada mereka. Mereka hanya digunakan di masa tertentu sebagaiman ditegaskan oleh seorang senator USA. Jgn tertipu dengan rancangan Amerika-Israel-Negara2 Telok ini. apa yg mereka sedang lakukan di nagara mereka sendiri? Kerana 80% syiah di Bahrain dizalimi? Anda tidak menyebutpun bahawa Syiah dizalimi di Bahrain kerna anda bersama pemerintah yg zalim. Perjuangan anda tdk menyeluruh.

b). Hampir 100 ribu warga Syria terbunuh di dalan perang yg diciptakan oleh barat utk menjaga Israel dari Syria dan Hizbullah. Penggans Wahabi Takfirilah pembunuh mereka. Siapa yag untung?

c) Di dalam Kabinet Syria ramai juga Sunni menjadi menteri seperti Faisal al-Miqdad adalah timbalan presiden syria, menteri Wakaf, menteri pelancongan dan lain-lain adalah sunni. Begitu juga dgn tentera-tentera Syria hampir 1/3 sunni termasuk yg lari dari pemerintahan Asad, anda bandingkan di Bahrain tidak ada orang Syiah diambil bekerja sebagain tentera sedangkan 80% penduduknya adalah Syiah. Kenapa membisu? Siapa yang lebih zalim?

d). Mengenai perogolan ke atas warga Syria yg anda klaim itu adalah dilakukan oleh Wahabi Takfir kerna org besar mereka Uraifi telah mengeluarkan fatwa bahawa wanita-wanita Syria 14 tahun ke atas boleh ditudiri/dirogol tanpa akad nikah kerna ia termasuk hukum perhambaan (sibaya). Ramai wanita2 dan kanak2 Syria, di perbatasan Turkey dan Jordan manjadi habuan sex syeikh2 dari telok utk melepaskan hawa nafsu mereka dgn harga yg murah (baca presstv dan al-Dayarnews dan Dailynews). Oleh itu yg merogol wanita2 Syria itu adalah wahabi Takfiri dan para ustaz-ustaz mereka di kem-kem pelarian menurut repot bangsa-bangsa.

e) Kubur sahabat Hujur bin Adi dimusnahkan oleh Wahabi takfiri. Manakah kehormatan kepada sahabat oleh pengganas wahabi? Masjid.masjid dibakar. Manakah maruah pengganas Wahabi takfiri?

f) Syiah tdk benci kpd Sunni kerna mazhabnya tetapi Wahabi-Takfiri memusuhi Syiah, mereka membunuh Syiah jika ada peluang. Mereka telah menyerang sebuah kampung Syiah kami di Sampang dan membakar semua rumah akaibatnya ada yg cedera dan tewas. Dan sehingga ke hari ini mereka menjadi pelarian dinegara sendiri.

g). Mengenai Hizbullah yg anda kata Hizbu Syaitan itu adalah tdk sah dari sudut perjuangan anda. Kerna tanpa Hizbullah Lubnan di hari ini dibawah Israel. Adakah anda lebih suka Lubnan dibawah Israel?

i). Daulat Islamiyyah yg anda katakan itu tdk akan berjaya dgn menjadi pengganas dan mengguling negara orang seperti dilakukan oleh Wahabi takfiri yg disokong oleh Amerika, Nato, Israel dan negara2 Telok di Syria. Lihatlah apa yg berlaku di Libya sekarang. Mereka jadikan umpan utk menegakkan negara Islam, kemudian pakatan Amerika-Nato serta kuncu mereka menjalankan agenda mereka. Mereka tdk rugi nyawa tentera mereka. Hanya mereka memberi sejata kpd Wahabi Takfiri dan mereka dapat memecah belahkan mana-mana negara Islam. Jgn tertipu wahai saudara kami wahabi Takfiri!.

J) Mengenai bom beracun yg dituduh bahawa tentera Syria yg menggukannya utk menghapuskan warganya adalah tuduhan semata-mata. Sebenarnya para pengganas Wahabi yg melakukannya dan ia disediakan oleh egen Israel melalui Turkey.

K) Mengenai Ustaz Qardhawi pula dia adalah ustaz yg dah melampaui bats sebagai seorang akdemik dan seorang mufti Qatar setelah bercerai dgn isteri keduanya dan anaknya Abdurahman daripada isteri pertama menjadi Syiah dan rapat dgn Hizbullah, kerna menyeru supaya Sunni berperang dgn Syiah. (la samihallah). Inilah pikiranya yg sempit dan asabiah. Justeru Israellah yg beruntung. Syiah dan Sunnah harus bersatu demi menentang Israel bukan seperti slogan Wahabai Syiah harus dihapuskan dulu kemudian Qudus. Wahabi yg kurang belajar ilmu logik senang diperdayakan. Harap belajar dari sejarah.





June-14-13 7:31 AM
US to provide 'direct military aid' to Syria terrorists



US Deputy National Security Advisor Ben Rhodes President Barack Obama has authorized sending US weapons to terrorists in Syria for the first time, a US official announces. The US decision came as Syrian army is gaining upper hand in fighting against militants groups capturing the strategic town of Qusayr last week. The White House said on Thursday that Washington would provide "direct military support" to the foreign-backed militants but did specify whether it would include lethal aid, which would mark a reversal of Obama's resistance to arming the terrorists.

 "The president has made a decision about providing more support to the opposition. That will involve providing direct support to the SMC,‖ US Deputy National Security Adviser Ben Rhodes said on Thursday, referring to the so-called Syrian Military Council (SMC). ―That includes military support," he added.

"I cannot detail for you all of the types of that support, for a variety of reasons, but again, suffice to say this is going to be different in both scope and scale in terms of what we are providing."

Syrian opposition leaders immediately called for anti-aircraft and other sophisticated weaponry. Obama has been more cautious than Britain and France, which forced the European Union this month to lift an embargo that had blocked weapons for the militants.

The United States also on Thursday accused Syria of using chemical weapons against the militants, a claim Syria has rejected for several times. Earlier, a US defense official said the United States would keep F-16 fighter jets and Patriot anti-missile weapons in Jordan -- which borders Syria -- after a joint military exercise ends this month.

- See more at: http://en.alalam.ir/news/1484099#sthash.S34MFO1Y.YVdWujHN.dpuf







Apa yang tersirat di sebalik konflik di Syria
Datuk Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang,
18 Jun 2013



Syria menghadapi arus perubahan musim bunga politik yang sedang berlaku di dunia Arab secara khusus. Tidak boleh dinafikan sedikitpun, kebangkitan yang menggolakkan arus perubahan itu disebabkan oleh tempoh pemerintahan yang lama tanpa kebebasan rakyat. Pemerintahannya bersifat diktator bertopeng demokrasi, yang menekan rakyat dengan lesen yang diberi oleh kuasa-kuasa besar dunia diatas nama rakan strategik bagi keselamatan Israel yang dilindungi dengan cara paling istemewa, akhirnya tidak mampu membatalkan musim yang bertiup.

Syria mempunyai kedudukan yang agak berbeza dengan negara Arab yang lain, kerana tidak mengiktiraf Israel dan tidak mengadakan hubungan diplomatik dengannya. Syria juga menjadi pintu keluar bagi negara Iran yang dikepung, dalam masa yang sama mengizinkan buminya menjadi pangkalan bagi gerakan Islam Hamas dan Jihad Islami, serta pangkalan bantuan bagi Hizbullah yang berada di Selatan Lubnan. Hamas dan Jihad Islami bermazhab Sunni, tidak sama dengan Bashar Assad yang menganut mazhab Alawi. Begitu juga Republik Islam Iran dan Hizbullah yang bermazhab Syiah Imamiyyah yang bertentangan juga dengan mazhab yang dianut oleh Bashar dan keluarganya.

Diambil kira juga parti Baath yang menganut ideologi sosialis yang keras sehingga hampir sama dengan negara komunis dan juga berfahaman nasionalis fanatik yang keras terhadap Israel.Semua ini menunjukkan bahawa masing-masing lebih menjadikan rakan strategik bagi menghadapi musuh yang sama iaitu Israel. Dalam masa yang sama, negara kuasa besar khususnya Amerika yang menjadi rakan strategik Israel akan melindungi negara haram tersebut daripada sebarang gerakan yang dianggap ancaman kepada keselamatan Israel khususnya dalam berdepan dengan Islam.

Kumpulan Hamas, Jihad dan Hizbullah adalah ancaman paling bahaya terhadap Israel dengan bantuan Iran secara terbuka. Ia diumumkan oleh pemimpin utamanya Imam Ali Khamanaei dalam khutbah jumaatnya yang terakhir, diikuti oleh lawatan rasmi ke Iran oleh Ismail Haniyyah, Perdana Menteri Palestin yang tidak diiktiraf oleh Barat dan sekutunya walaupun dipilih secara pilihanraya yang dipantau oleh pertubuhan antarabangsa.

Maka kesemuanya adalah ancaman besar terhadap negara Zionis itu. Sebelum daripada perkembangan ini, tercetus perang di Selatan Lubnan dan selepasnya serangan terhadap Ghazzah. Kedua peristiwa percubaan Israel ini yang menyerang bagi menghapuskan ancaman terhadap negara haram itu menemui kegagalan yang memalukan.

Percubaannya gagal walaupun dengan bantuan negara-negara rakan Israel dan sokongan terbuka dan tersembunyi oleh negara-negara Arab yang bersahabat dengan Israel.





Kesemua negara Arab dan negara Islam itu menerima konsep Road Map tajaan kuasa besar yang bertanggungjawab menubuhkan Israel. Ia juga ekoran dicetuskan isu ancaman teknologi nuklear Iran, walaupun di atas tujuan perbekalan tenaga, bukannya persenjataan kerana diharamkan oleh agama Islam seperti dinyatakan oleh para pemimpinnya.

Sebaliknya Israel pula telah memiliki senjata nuklear sejak tahun enam puluhan lagi, dengan tidak menandatangani apa-apa perjanjian antarabangsa yang mencegahnya daripada melakukan sesuatu yang mengancam keamanan dan keselamatan dunia. Sebarang tindakannya yang dikira menceroboh dan mengganas dengan nyata diselamatkan dengan kuasa veto oleh kuasa besar pelindungnya jika ada sebarang keputusan yang tidak berpihak kepadanya.

Inilah dia undang-undang rimba yang diamalkan di peringkat antarabangsa iaitu siapa yang kuat dia selamat. PAS bersama dengan parti Islam di seluruh dunia mengutuk segala kekejaman yang berlaku di Syria terhadap rakyatnya. PAS dan gerakan Islam bersetuju supaya kerajaan Syria menghentikan kekejaman terhadap rakyat. Kami juga bersetuju supaya Syria didesak dan dipaksa membuat perubahan kepada demokrasi yang sebenar. Namun kami tidak bersetuju jika perubahan yang berlaku kerana hendak menyelamatkan negara haram Israel dan masuk ke dalam agenda Israel dan sekutunya.

Tujuannya bukan menyelamatkan Syria tetapi lebih daripada itu untuk menekan, melemah dan menghapuskan Hamas, Jihad Islami (daripada Sunni) dan Hizbullah serta Iran (daripada Syiah). Pihak yang melawan kerajaan Syria pula melibatkan kumpulan Islam dan bukan Islam. Mereka dibekal dengan bermacam bantuan termasuk senjata dan ada yang diberi di atas nama Islam dengan agenda menegakkan kerajaan baru yang menyelamatkan Israel melalui gabungan kerjasama kumpulan Islam yang tidak kuat dengan kumpulan sekular yang berpangkalan di negara Barat yang lebih diperkuatkan supaya menguasai gerakan perubahan.

Media Israel melaporkan kenyataan pemimpin kerajaan dan tentera Israel bahawa mereka mahukan perubahan yang bukan berteraskan Islam yang lebih menyelamatkan Israel. Jika tidak maka Bashar Assad perlu diteruskan berkuasa pada tempatnya. Ini kerana perubahan yang memberi kemenangan kepada kumpulan Islam seperti di Mesir, Tunisia dan Libya lebih menjadi ancaman kepada keselamatan Israel. Usaha mereka bukan sahaja menyekat ancaman terhadap Israel daripada utara dan selatannya, tetapi juga dilakukan bagi menghapuskan kekuatan Iran dan kemajuan teknologinya.

Beberapa bulan yang lalu media Barat mendedahkan perselisihan pendapat di kalangan Zionis Yahudi berhubung keperluan melancarkan serangan ke atas Iran seperti yang pernah dilakukan ke atas janakuasa tenaga nuklear Iraq di tahun 70-an di masa Saddam Husain. Usaha juga dilakukan dengan menggunakan Iraq di zaman Saddam bagi menyerang Iran yang baru berjaya dalam Revolusi Islam menjatuhkan regim Shah yang pro Barat. Ada di kalangan mereka yang bersetuju supaya Iran diserang habis-habisan. Mereka ialah kalangan pelampau Zionis yang berada dalam negara haram Israel. Ada juga yang tidak bersetuju Iran diserang. Mereka ialah kumpulan Zionis yang berada di Amerika dan Eropah.

Mereka bimbang tindakan itu akan menyuburkan gerakan anti Zeonis dikalangan masyarakat barat apabila berlakunya krisis sampingan selepas serangan itu. Bagi melaksanakan agenda yang nyata dan tersembunyi ini, maka sudah tentu Amerika dan sekutunya menjadi penyumbang besar bagi menjayakan cita-cita keselamatan negara haram Israel.

Kepada mereka yang dapat membaca medan politik secara sepak terajangnya, bukan secara akademik sahaja, perlu difahami bahawa politik perlu dibaca dengan dua aspek iaitu akademik yang bersurat dan sepak terajang yang tersirat. Betapa agenda melagakan umat Islam yang pernah menjatuhkan kerajaan Othmaniyah di awal abad yang lalu sedang diulangi senarionya.


Pertama, umat Islam dilagakan dengan semangat kebangsaan masing-masing sehingga membantu musuh bagi menjatuhkan kerajaan Othmaniyyah di abad yang lalu tanpa menafikan adanya kezaliman dan kesilapan kerajaan Othmaniyyah terhadap wilayahnya. Semangat nasionalisme digunakan bagi menimbulkan kebencian Arab terhadap bangsa Turki yang menguasai kerajaan Islam dimasa itu.

 Di atas semangat kebangsaan dengan bantuan yang melibatkan manusia seperti Lorans dan rakan-rakannya Arab dibantu untuk menentang Turki Otmaniyyah. Akhirnya Kerajaan Othmaniyyah dijatuhkan dan diberi tempat kepada Kamal Ataturk mendirikan kerajaan sekular menggantikan kerajaan Islam di atas nama memajukan Turki tetapi berakhir dengan bangsat.

Di kalangan bangsa Arab pula diupah dengan bahagian masing-masing mengikut road map Sykes Picot dengan membahagikan di kalangan negara Barat untuk menjaganya dengan upah mengangkut hasil bumi yang kaya. Manakala Arab pula dibayar dengan wang yang banyak supaya kaya-raya tanpa teknologi yang dapat menguatkannya sehingga dapat berdikari dan meninggalkan sifat Islamnya supaya tidak berakhlak, tetapi terus berlindung dengan negara-negara Barat tersebut.

Negara-negara Arab yang mendapat bahagian ini masih lagi menjadikan hari mendapat bahagian tersebut sebagai hari kebangsaan masing-masing yang disambut dengan meriahnya secara tahunan. Yang kedua, melagakan umat dengan mazhab yang ramai pengikut. Pengikut Mazhab Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan majoriti umat Islam dan menjadi mazhab kerajaan Othmaniyyah yang bermazhab Hanafi, dilagakan dengan mazhab Syiah Imamiyyah yang ramai penganutnya di Iran, Iraq dan Selatan Lubnan dan menjadi mazhab Shah Iran di masa itu.

Mazhab Zaidiyyah yang sebahagian besar pengikutnya di Yaman dan juga menjadi mazhab raja yang bergelar Imam yang memerintah Yaman. Ada pun Oman pula bermazhab Khawarij Ibadiyyah. Syah Iran dan Imam Yaman berperang dengan kerajaan Othmaniyyah. Oman pula menjadi pengkalan kuasa barat. Malangnya dalam pergolakan yang berlaku di Syria dan perang yang masih dingin di antara Iran dan negara Barat dan sekutunya, isu nasionalisme dan mazhab dihidupkan semula.

Dihidupkan semula galakan semangat nasionalisme di kalangan umat Islam sehingga meletakkan ajaran Islam yang boleh menyatukan umat dan akhlaknya yang mulia dilupakan. Masalah khilafiyyah di kalangan mazhab Islam yang satu dihidupkan semula. Sepatutnya menjadi perbincangan di kalangan para ulama yang mendalami ilmunya sahaja, tetapi dihidupkan bukan sahaja diantara Sunni dan Syiah bahkan di antara Sunni dan Sunni. Ia disebarkan saperti salafi (wahabi) dan Asya‘irah dan Maturidiyyah di kalangan Ahli Sunnah. Masalah cabang ajaran agama yang berbeza di kalangan empat mazhab dan lain-lain dikalangan ahli sunnah dihidupkan kalangan masyarakat awam yang cetek pengatahuan agamanya.

Syiah Imam Khomeini dan Khaminaei yang membuat perubahan politik daripada syiah tradisi di kalangan Syiah, diantara syiah Arab dan syiah Parsi di Iraq. Di samping menyebarkan mazhab-mazhab ini di kalangan umat Islam yang masih jahil agama, bukannya menyebarkan dan menambahkan penyebaran Islam di kalangan bukan Islam. Semua ini adalah agenda laga dan perintah atau penjajahan semula yang sepatutnya difahami oleh umat Islam.

Dalam kemelut yang begitu celaru, umat Islam perlu kembali ke pangkal jalan, mengenali kawan dan lawan serta mengambil iktibar daripada kesalahan yang lalu. Para ulama dan pemimpin di zaman keemasan umat Islam bersatu dalam perkara rukun dan berbeza pendapat dalam masalah cabang sehingga tidak memisahkan hubungan persaudaraan agama dan kemanusiaan berbagai agama dan kaum dalam negara Islam yang luas dan besar. Pandangan semua ulama dicatit menjadi kajian, termasuk pendapat paling lemah kerana keadaan situasi dan realiti yang boleh berubah.

Kesilapan dalam perkara rukun diperbetulkan dengan kebijaksanaan. Maka paling menariknya berlaku perkembangan Islam secara damai lebih pesat daripada ketika berperang. Allah mengajar penganut Islam di zaman Rasulullah S.A.W. supaya umat Islam bersatu di atas dasar dan konsep Islam serta menggunakan pendekatan damai dan strategik dengan masyarakat bukan Islam.

Walaupun Rasulullah S.A.W. sudah wafat dan para sahabat generasi awal Islam berbeza pendapat siapakah pengganti Rasulullah S.A.W. selepas wafatnya sehingga melahirkan mazhab Sunni, Syiah dan Khawarij. Namun mereka bersatu bersama para Khulafa Rasyidin R.A. dalam menghadapi cabaran dan menyebarkan Islam sehingga berjaya selama beberapa abad. Mereka yang jahil dan melampau disingkirkan daripada masyarakat umat yang besar.

 Imam Abu Hanifah dan Imam Malik berguru dan bersatu dengan Imam Jaafar al-Sodiq pelopor Syiah Imamiyyah yang beribukan salah seorang daripada zuriyat Abu Bakar Al Siddiq R.A. Semua para ulama yang berwibawa itu menentang kezaliman di zaman Umawiyyah dan Abbasiyyah dan mendokong sesiapa yang adil, seterusnya dakwah dan jihad diteruskan. Adapun pertelingkahan yang tajam selepasnya, berlaku di kalangan para jahil daripada semua pihak.

Langkah penubuhan Majma‘ Fiqh di bawah OIC yang melibatkan para ulama daripada semua mazhab itu adalah sangat positif bagi umat Islam. Begitu juga kenyataan dan fatwa pemimpin utama Iran Imam Ali Khaminaei supaya para pengikutnya berhenti daripada mencaci dan menghina para Ummahatul Mukminin (para isteri Rasulullah S.A.W.) yang bertaraf ibu kepada seluruh orang-orang yang beriman dengan perintah Al Quran secara nas dan berhenti menghina para sahabat R.A. Malah para ulama besarnya memaklumkan bahawa lebih daripada sembilan ribu hadith yang ada dalam kitab al-Kulaini yang menimbulkan masalah hendaklah ditolak.

Adapun langkah membiarkan kuasa asing yang dijemput menyelesaikan masalah hanya mengulangi sejarah lama yang wajib dilipat dan dikebumikan. Kalau mahu menghidupkan semula dalam pergolakan di Syria terkini akan terlaksana sejarah lama yang mengundang singa dan buaya. Natijahnya kalau selamat daripada mulut harimau akan masuk ke dalam mulut buaya.

* Penulis adalah anggota Parlimen Marang yang juga Presiden PAS. Tulisan ini disiarkan semula berdasarkan tulisan asal yang dibuat beliau pada Khamis, 23 Februari 2012. Tulisan ini boleh juga dibaca di sini.


Media Statement.


 THE SYRIAN CONFLICT: QARADAWI‘S INCITEMENT TO VIOLENCE - Chandra Muzaffar 




Any human being who abhors violence and bloodshed would be shocked by remarks made by a leading religious personality, Sheikh Youssef al-Qaradawi, on the 1st of June 2013. At a rally in Doha, he urged Sunni Muslims in the region to go to Syria and fight the Bashar al-Assad government and its supporters, the Hezbollah and Iran. He regarded it as a ―jihad.‖ He claimed that Iran and the Hezbollah want to exterminate, to ―devour‖ the Sunnis. Between Sunnis and Shias, he insisted, there was no common ground.
Qaradawi‘s remarks came in the midst of the ongoing critical battle between Syrian government forces and rebels for control of the key border town of Qasair.

The Lebanese based Hezbollah is helping government forces. A large number of foreign militants are fighting on the side of the rebels. Inciting Sunnis to fight Shias will only escalate a bloody conflict that has already claimed tens of thousands of lives. Religious leaders in particular should lend their moral weight to efforts to achieve a political solution. They should be imploring all sides to cease fighting immediately. Besides, Qaradawi should know that the conflict in Syria is not a simple Sunni-Shia clash. It is rooted in the larger politics of hegemony, Israel and the tussle for power among regional actors. It began as a peaceful protest against Assad‘s authoritarian rule in March 2011.

Assad reacted with harsh reprisals. Within a couple of weeks, groups and individuals from some neighbouring countries started to supply arms to a segment of the protesters perhaps at the behest of the centres of power in the West and Israel who have always sought to eliminate the Assad government which in the context of its close ties with both Hezbollah and Iran is seen as a challenge to their control and dominance of the region. Indeed, Iran, Hezbollah and the Assad government constitute the only organised, sustained resistance to the US-British-French and Israeli attempt to perpetuate their hegemonic hold over West Asia and North Africa (WANA).

 It was Hezbollah, it will be recalled, that drove Israel out of Lebanon from 2000 onwards, and in 2006, thwarted its diabolical design to gain control over Lebanon. It is this party, Hezbollah( the party of God) that Qaradawi in his Doha speech described as ―the party of shaitan ( satan).‖

Because these forces of resistance happen to be Shia, close allies of the Western powers in WANA who happen to be Sunni, such as Qatar, Saudi Arabia and Turkey, are trying very hard to project the resistance as a Shia attempt to dominate the region.

As a result, the more significant issues of Western hegemony, resistance within WANA and the role of Israel which continues to occupy the Golan Heights in Syria, are all submerged in a cleverly contrived Sunni-Shia narrative. Of course, Sunni-Shia differences have existed for a long while and have on occasions coloured politics in the region in the past. But it was only after the Iranian

Revolution of 1979 which represented a major challenge to Western hegemony and Israeli interests that these differences have been accentuated and manipulated mainly by US ally, Saudi Arabia, to divide Sunnis from Shias. It is against this backdrop that we should view Qaradawi‘s remarks.

There was a time when he had a positive attitude towards Sunni-Shia rapprochement. But when some Western states began to re-assert their power in WANA in the midst of the Arab uprisings, Qaradawi appeared to legitimise their role. He was among the earliest public figures to endorse NATO‘s air strikes over Libya. In the middle of last year he even opined that if the Prophet Muhammad (peace be upon him) came back today, he would support NATO.

This earned him the derisive moniker ‗NATO Mufti‘ among some Arab commentators. It is Qaradawi‘s legitimisation of Western hegemony by invoking religious authority that makes his role so perfidious. What is worse, he has been appealing to sectarian religious sentiments which pit Muslim against Muslim, which have led to murders and massacres on a massive scale, in order to perpetuate the interests of both regional actors and global powers. It is a glaring example of the crude abuse of religion by someone who dons the garb of religion. Dr. Chandra Muzaffar is the President of the International Movement for a Just World (JUST). Malaysia. 3 June 2013.






Perangkap anti-Assad Amerika jerat Pemuda PAS




Amin Iskandar | 4:40PM Jun 15 2012 Untuk terus mengukuhkan kedudukan Israel di Timur Tengah, satu persatu halangan perlu dihapuskan. Semua negara-negara Arab sudah tunduk kepada Amerika Syarikat sekali gus kepada Israel. Dengan ini, Amerika Syarikat dan Israel telah menguasai hampir keseluruhan minyak di Timur Tengah.

Arab Saudi telah menjadi penyumbang minyak mentah kepada Amerika Syarikat sejak lama dahulu. Begitu juga Kuwait dan Qatar.

Iraq kuasa besar Timur Tengah dirampas menggunakan perang melawan keganasan.
Walaupun kini terbukti Saddam Hussein tidak menyimpan senjata pembunuh massa seperti yang dihebohkan oleh Bush dan Blair, nasi sudah menjadu penghalang kepada cita-cita untuk menguasai Timur Tengah dan menjamin keselamatan Israel. Bashar Al-Assad tegak berdiri melawan Amerika Syarikat dan Israel yang mahu mewujudkan New World Order. Selain itu, Syria juga sekutu rapat kepada Iran dan payung kepada Hamas dan Hezbollah.

Syria juga melindungi aktivis-aktivis kiri yang antiimperialisme Amerika-Israel. Guling Assad seperti Gadafi Strategi Amerika-Israel yang diguna pakai dalam berhadapan dengan Bashar A-Assad kali ini tidak berbeza dengan apa yang dilakukan terhadap Muammar Gaddafi di Libya.

Oleh kerana gagal mewujudkan kebangkitan rakyat Syria melawan Assad seperti di Mesir dan Tunisia, Amerika Syarikat-Israel menaja kumpulan pemberontak bersenjata.

Ini disahkan dengan kenyataan dua senator Republikan dari Amerika yang Malaysia baru-baru ini. "Ini masanya untuk bertindak. Ini masanya memberikan senjata kepada pembangkang Syria bagi mempertahankan diri mereka. "Situasi Syria tidak akan bertambah baik sehingga seluruh dunia sekurang-kuranya memberikan senjata kepada pemberontak Syria," kata Senator McCain dan Liberman pada 30 Mei lalu.

Dengan menggunakan media, persetujuan dunia diolah seperti mana dunia diyakinkan bahawa Iraq mempunyai senjata pembunuh massa pada tahun 2003 dahulu. Media seperti CNN, Fox News dan Al-Jazeera menggambarkan Bashar Al-Assad sebagai pembunuh kejam dan mesti dihapuskan. Kita harus bertanya, jika benar rakyat Syria bangkit melawan pemerintahan Bashar Al-Assad, mengapa tidak terjadi demonstrasi besar-besaran seperti di Tunisia dan Mesir?

Mengapa pula kebangkitan rakyat Syria dengan menggunakan senjata? Jika tidak ada tajaan kuasa besar seperti Amerika Syarikat dan Israel, kumpulan pemberontak tidak akan mampu mempunyai bekalan senjata canggih. Sunni-Syiah Persengketaan mahzab antara Sunni-Syiah sekali lagi digunakan, seperti yang pernah Amerika dan Israel gunakan semasa perang IranIraq sekitar tahun 1980-an dahulu.

Ini menyebabkan ramai umat Islam terpengaruh, terutamanya daripada kalangan ektrimis mahzab. Di Malaysia ada juga yang terpengaruh. Dewan Pemuda PAS mengambil garis untuk bersama-sama menjatuhkan Bashar Al-Assad.

Sama ada mereka benar-benar memahami polemik di belakang isu Syria ini atau semata-mata bencikan Assad yang dikatakan seorang Syiah, tidak pula saya ketahui.


Yang jelas, pemuda PAS bawah kepimpinan Nasrudin Hassan (kanan) terperangkap dalam isu Syria yang dijuarai oleh Amerika-Israel ini. Baru-baru ini mereka berdemonstrasi di hapan kedutaan Syria dan meminta kerajaan Malaysia menghalau duta Syria pulang.

Sebaliknya, Timbalan Presiden PAS Mohamad Sabu meminta rakyat Malaysia agar berhati-hati berhadapan dengan isu Syria ini. "Negara-negara Islam yang menyokong kempen menjatuhkan Bashar Al-Assad seperti Qatar dan Arab Saudi sendiri negara yang tidak mengamalkan demokrasi.

 "Oleh itu, bila berhadapan dengan isu Syria ini, umat Islam di Malaysia perlu berhati-hati agar tidak terperangkap sehingga menjalankan kerja-kerja yang dimahukan oleh Amerika dan Israel," kata Mohamad yang mesra dengan panggilan Mat Sabu Sebab utama Amerika Syarikat 'melanggar' Syria Tulisan Prof Michel Chossudovsky yang bertajuk Confronting Iran, Protecting Israel: The Real Reason for America's War on Syria dengan jelas menghuraikan tentang niat utama Amerika dan Israel melanggar Syria. Jatuhnya Bashar Al-Assad akan mengukuhkan pengaruh Israel di Timur Tengah.

Syria sekutu rapat Iran di Timur Tengah. Apabila Syria dapat dikuasai, dengan mudah Hamas dan Hezbollah dihapuskan sekali gus melemahkan Iran.

Isu tentang kononnya masyarakat antarabangsa prihatin dengan nasib rakyat Syria yang terbunuh dalam konflik antara pemerintahan Bashar Al-Assad dan kumpulan pemberontak tidak timbul sama sekali.
Yang paling penting bagaimana untuk "memotong" akses Iran ke Timur Tengah. Jika kempen menjatuhkan Bashar Al-Assad berjaya, boneka baru akan dinaikkan dan selepas itu Iran akan diserang.

Jika Amerika-Israel menyerang Iran tanpa menjatuhkan Bashar Al-Assad, Syria akan menjadi tempat kepada pergerakan Hamas dan Hezbollah untuk berlindung. Israel akan diserang dari pelbagai sisi. Sebab itu Iran tidak akan diserang oleh Amerika Syarikat selagi Assad memimpin Syria. Konflik Timur Tengah mempengaruhi Malaysia secara langsung. Sebagai negara yang bergantung kepada import minyak dari Timur Tengah, sebarang peperangan yang berlaku akan menjejaskan ekonomi negara akibat dari kenaikan harga minyak. Jika tidak arif dengan politik antarabangsa, banyak-banyakanlah membaca.

 Dengan adanya Internet, kita sudah boleh mengakses kepada gedung ilmu yang luas. Jangan kerana terlalu ekstrim dengan mahzab Sunnah Wal Jamaah, kita terpengaruh dengan agenda Amerika Syarikat-Israel untuk mewujudkan new world order. Inilah Dajjal sebenar yang bakal muncul tidak lama lagi.

AMIN ISKANDAR menerima anugerah zamalah Intelektual Awam Asia (API) 2009-10 untuk menjalankan kajian tentang sejarah pemantauan pilihan raya di Filipina dan Indonesia. Tulisan ini pandangan peribadi penulis dan tidak semestinya melambangkan pendirian rasmi Malaysiakini.






Konflik Syria bukan perang mazhab? — Ismail Hashim Yahaya


31 MEI — Pada 15 Mei lepas, dalam satu resolusi Perhimpunan Agung Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB), sejumlah 107 negara termasuk Malaysia menggesa supaya peralihan politik Syria segera dilakukan dan mengutuk kerajaan negara itu yang menggunakan senjata berat dan senjata kimia ke atas rakyatnya sendiri. Adalah ternyata bahawa resolusi yang didukungi oleh Qatar, Arab Saudi, Amerika Syarikat (AS) dan Peranchis itu adalah berat sebelah.

 Walaupun resolusi mengutuk penggunaan senjata berat dan senjata kimia yang dikatakan berleluasa dan perlanggaran hak asasi terpilih tetapi resolusi tidak mengutuk atau tidak menyebut sebarang perlanggaran hak asasi atau mengatakan mengenai pembunuhan kejam malahan penggunaan senjata kimia di pihak militant atau penentang kerajaan yang berjuang menentang regim Bashar al Assad.

Dalam hal ini, Malaysia tidak perlu mengundi menyokong resolusi tersebut atau berpihak menentang mengikut negara-negara seperti Rusia, China, Iran, Cuba dan 12 negara yang lain. Kerajaan hanya perlu bersikap berkecuali mengikuti negara seperti Indonesia, India, Afrika Selatan, Brazil dan 55 negara berdaulat yang lain.

Sebenarnya jika diteliti kepada jumlah sokongan dan sikap berkecuali negara-negara anggota PBB dalam resolusi pada 15 Mei lepas ternyata berbeza dengan resolusi yang dibuat pada Ogos 2012. Dalam resolusi baru-baru ini sejumah 59 negara mengambil sikap berkecuali berbanding dengan 31 negara pada Ogos tahun lepas. Ini bermakna jumlah pengundian telah menurun dari 133 kepada 107 buah negara. Malaysia seharusnya menjadi negara ke-60 bersikap berkecuali.

Sehuhungan itu serangan udara Israel ke atas Syria tidak berapa lama dahulu yang menyasarkan kawasan simpanan senjata yang dipercayai menjadi himpunan senjata kimia memperlihatkan seolah-olah Israel telah mengetuai siri penentangan dan penaklukan ke atas regim Presiden Bashar al Assad.

Persoalan apakah pergerakan Islam yang mendukung kejatuhan Bashar sekarang telah bersama-sama pihak Zionis berjuang untuk menjatuhkan regim kejam ini. Bagi umat Islam di negara ini mengulas mengenai Syria terasa agak sensitif. Isu yang akan keluar dengan kentalnya ialah persoalan mazhab sehingga seolah-olah umat Islam di negara ini telah menyimpulkan bahawa konflik di Syria adalah perang antara mahzab Sunnah dan Syiah.

Kita juga mengakui hakikat kekejaman bapanya Hafez dan juga Bashar melakukan pembunuhan ke atas penentangan politik regim dan melibatkan mereka yang tidak berdosa yang kebanyakan bermazhab Sunnah. Dapatlah diandaikan bahawa regim yang kejam dan tega membunuh para aktivis Islam itu sehinggalah menyebabkan ada yang menilai beliau lebih kejam dari Israel. Tetapi agak naif jika kita menyimpulkan konflik yang berlaku di Syria sebagai perang mazhab.

Negara-negara Islam tidak seharusnya terus terperangkap dalam agenda AS dan sekutunya dengan membataskan konflik Syria kepada perang mazhab yang akan menguntungkan pihak Barat dalam menguasai Syria dan wilayah serantau dengan memecahkan belah kepada kepuakan mazbah dan etnik seperti yang berlaku di Iraq sekarang. Lubnan adalah mangsa seterusnya yang akan membawa kepada tercetusnya konflik mazhab dan etnik.

 Saya rasa semacam wujudnya penetapan agenda dalam liputan media atau wacana contohnya dalam ceramah-ceramah yang diadakan di negara ini dan penyaluran dana untuk membataskan konflik di Syria kepada pemebelaan sesuatu mahzab sahaja. Di samping itu kedudukan pelarian Palestin juga agak terancam dalam perkembangan ini.

Kita dipinggirkan daripada memikirkan fakta bahawa kecenderungan Syria berhubung baik dengan Iran disebabkan oleh faktor geopolitik. Pertanyaan saya, mengapa umat Islam tidak keluar dari kotak-kotak seperti ini? Konflik di Syria sangat jelas bukan sahaja melibatkan konflik mahzab tetapi agenda luas Barat hendak menguasai negara seperti Libya dan Syria yang bersikap anti-AS dengan tidak menyokong AS menyerang Iran.

Seperti pepecahan umat Islam yang berlaku di Iraq yang menguntungkan AS, sekutu Pertubuhan Perjanjian Atlantik Utara (NATO) dan Israel untuk menguasainya melalui pecah dan perintah. Situasi perpecahan seperti inilah yang justru menjadi bonus buat Barat yang ingin menggulingkan Bashar demi kepentingan mereka. Namun, kekuatan propaganda Barat telah memberi keuntungan lain: semakin terpecahnya umat Islam melalui perdebatan dan penentangan mazhab semakin mudah agenda mereka menguasai Timur Tengah dan dunia Islam.

Apa yang agak lebih pelik ialah organisasi bersenjata Islam termasuk pengganas Al Qaeda dan kumpulan pengaruhnya (yang menentang AS dalam perang menentang keganasan) berdiri di barisan yang sama dengan sekutu AS-Israel-NATO untuk menentang satu musuh bersama iaitu Syria. Syria dan Iran adalah dua buah negara yang menentang kekejaman AS di dunia Islam. Adakah ini bermakna negara-negara yang menentang kekejaman regim Bashar sekarang bersama-sama dengan sekutu AS-Israel-NATO menentang Syria? Bukankah kita umat Islam juga menentang AS dalam kekejaman dan keganasannya ke atas negara dan umat Islam tetapi dalam konflik Syria bersama-sama sekutu AS-Israel-NATO menentang regim Bashar. Adakah ini suatu kebetulan yang disengajakan?

 Saya ingin mengutip satu dari sekian banyak analisis yang ditulis penganalisis Barat yang berusaha mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di Syria. Prof Michel Chossudovsky adalah salah seorang penganalisis politik Timur Tengah yang aktif menulis mengenai Syria. Baginya perang hanya menguntungkan segelintir elit politik dan para industrialis perang (pembekal senjata, tauke minyak dan lain-lain). Dalam tulisannya ―Syria: NATO‘s Next Humanitarian War‖, Chossudovsky mengumpulkan data-data yang beliau perolehi dari sumber-sumber Barat sendiri yang membuktikan bahawa konflik di Syria adalah sebuah perancangan yang dilaksanakan sejak lama oleh perikatan AS-Israel-NATO. Tetapi Syria bukan negara surgaloka di mana semua rakyatnya bersatu padu. Sejak awal lagi ia adalah hasil dari sebuah operasi sulit perisikan AS dan NATO yang bertujuan untuk mencetuskan kekacauan sosial dan mengucar kacirkan Syria.

Chossudovsky yang menulis sejak pertengahan Mac 2011 lagi menyatakan kelompok-kelompok Islam yang bersenjata secara rahsia didukung oleh perisikan Barat dan Israel dan mulai melakukan serangan-serangan keganasan ke atas kawasan perumahan, pejabat kerajaan dan masyarakat awam. Apa yang menarik ialah Al Qaeda seolah-olah berada di sebalik serangan-serangan itu dan ini menunjukkan kepelikan dalam konflik di Syria bahkan AS bersedia bekerjasama dengan Al Qaeda demi menumpaskan Basher.

 Chossudovsky menyandarkan bukti dari pernyataannya ini pada laporan dari the Arab League Observer Mission. Selain itu, pemberitaan-pemberitaan dari media massa Barat sendiri menyentuh tentang kehadiran MI6 (Agensi persisikan Britain) dan CIA di Syria. Misalnya akhbar The Daily Star dari Lubnan melaporkan bahawa AS, Britain dan Turki membekalkan para pemberontak dengan senjata dan menyatakan bahawa ―Syria mendukung Hizbullah dan hal ini mengancam Timur Tengah.‖ Akhbar harian ini juga melaporkan bahawa Menteri Pertahanan Britain mengesahkan bahawa Britain sedang menyusun rancangan sulit untuk menguatkuasakankan ―no-fly zone‖ di Syria, namun perlu kebenaran dari PBB. Tapi apabila sokongan PBB tidak juga diperolehi ia memaksa NATO bertindak.

 Akhbar The Daily Star juga meramalkan bahawa pertempuran di Syria akan lebih besar dan lebih banyak pertumpahan darah daripada di Libya. Kini mari kita lihat apa yang ditulis oleh seorang wartawan bebas bernama Thierry Meyssan. Fakta menarik yang dilaporkan Meyssan dalam salah satu tulisannya iaitu salah seorang pemimpin FSA (Tentera Pembebasan Syria) ialah Abdel Hakim Belhaj. Siapa Belhaj? Dia adalah pemimpin Al Qaeda tersohor di Libya, menjawat sebagai Gabernur tentera di Tripoli. Penemuan Meyssan ini seiring dengan penemuan Chossudovsky (dan kemudian juga diakui terang-terangan oleh Mantan Setiausaha Negara AS, Hillary Clinton bahawa Al Qaeda berada di tengah-tengah para pemberontak Syria). Ada banyak lagi kejanggalan yang ditemukan dalam konflik Syria, yang tidak berkaitan dengan agama dan mazhab.

Jika kita tidak berhati-hati, akhirnya kita akan melakukan lebih banyak kerosakan kepada umat Islam daripada kebaikan. Racun pepecahan mahzab dan konflik sesama Islam telah disebarkan oleh sekutu AS-NATO-Israel. Kita tidak menafikan kekejaman Bashar ke atas umat Islam di negaranya dan gerakan penentangan yang dipimpin oleh Ikhwan muslimin satu ketika dahulu.

Tetapi jika umat Islam tidak berhati-hati, kita akan jatuh terperangkap dengan mainan kuasa besar yang akan membawa kepada pepecahan umat Islam. Lihatlah apa yang telah berlaku ke atas Libya dan Iraq dan sedang berlaku ke atas Syria, Pakistan, Bahrain, Yaman, Sudan dan beberapa negara Islam lain. Tindakan keganasan Israel ke atas Syria sekarang telah mendedahkan penipuan kumpulan-kumpulan anti Syria seperti FSA yang mendakwa berjuang untuk menubuhkan sebuah negara Islam. Israel telah menjadi penyelamat kepada mereka dengan menyediakan perlindungan udara yang mencukupi kepada kumpulan-kumpulan pemberontak Islam nasionalis tersebut.

 Kita juga tidak mahu kumpulan bersenjata Islam seperti Jabhat ul-Nusra dan kumpulan penentang lain terperangkap dalam agenda Israel. Seperti dijelaskan di atas untuk difikirkan bersama dalam konflik di Syria atau juga penentangan terhadap mazhab syiah, gerakan Islam dan umat Islam berada bersama-sama Israel (walaupun agenda Israel adalah pepecahan umat Islam) berhadapan dengan musuh yang sama: Bashar al Assad. Perkembangan terkini menunjukkan kumpulan penentangan bersenjata FSA sedang kehilangan pejuang dan keupayaan kerana kebanyakan mereka telah menyertai kumpulan Jabhat al-Nusra. Bukti-bukti penyertaan ramai itu diperolehi daripada temubual akhbar The Guardian dengan komander FSA di Syria yang menjadi dilema kepada AS, Britain dan kerajaan Barat yang lain.

 Ini juga termasuk sebahagian besar para pemimpin negara-negara Islam yang mendukung Barat untuk menggulingkan Bashar al Assad. Namun kami tidak bersetuju jika perubahan yang berlaku bertujuan demi menyelamatkan negara haram Israel dan pergerakan Islam termasuk ke dalam agenda Israel dan sekutunya. Tujuannya bukan menyelamatkan Syria tetapi lebih daripada itu untuk menekan, melemah dan menghapuskan Hamas, Jihad Islam dan Hizbullah serta Iran.

 Kita tidak mahu nanti sekutu AS-Israel-NATO akan ketawa kerana usaha mereka menggulingkan Bashar dengan bantuan umat Islam telah menerima bonus berganda-ganda: perpecahan Syria kepada wilayah-wilayah baru di bawah kuasa-kuasa Barat seperti AS, Israel, Britain dan Peranchis. Ancaman terbesar terhadap Israel ialah menghapuskan kekuatan Iran dan kemajuan teknologinya. Kerajaan Uthmaniyyah baru iaitu Turki yang bermazhab Hanafi telah diseret masuk ke dalam pertelagahan ini untuk dilagakan dengan pengikut mazhab Syiah Imamiyyah yang ramai penganutnya di Iran, Iraq dan Selatan Lubnan. Terdapat ramai rakyat Syria yang beretnik Kurdis yang turut bersimpati dengan regim Bashar dan berjuang dengan etnik Kurdis di wilayah Turki. Ini tentu akan menjadi duri dalam daging kepada Perdana Menterinya Reccep Tayyip Erdogan. Kepada mereka yang dapat membaca dan meneliti medan politik antarabangsa perlu memahami bahawa perhubungan antarabangsa perlu dibaca dengan dua aspek iaitu yang bersurat dan yang tersirat.

Bagi melaksanakan agenda yang nyata dan tersembunyi ini, maka sudah tentu Amerika dan sekutunya menjadi penyumbang besar bagi menjayakan cita-cita keselamatan negara haram Israel.

Hubungan intim antara US dan pemberontak Syria  (iaitu: FSA & Jabhat al-Nusra) kian tersingkap. Jelas lagi tersuluh, pemberontak Syria adalah musuh Islam. Manakala, Hizbullah & Iran (yg mendukung Syria) adalah pembela Islam Yg masih tidur, tolong bangun. Yg masih berkhayal, tolong berhenti berkhayal

http://mobile.reuters.com/article/idUSBRE95C16L20130614?irpc=932





Bawah BN atau Pakatan, M'sia tetap bersama AS
Amin Iskandar
3:51PM Jun 20 2012




"Houla massacre" atau pembunuhan beramai-ramai di Houla dijadikan sebab untuk Amerika Syarikat memaksa dunia menerima campur tangan kemanusiaan atau humanitarian intervention kepada Syria.

Campur tangan kemanusiaan yang bagaimana?

Dengan menghantar bala tentera Pertubuhan Perjanjian Atlantik Utara (Nato) bagi menyokong pemberontak bersenjata menggulingkan Bashar Al-Assad.
Lebih menarik lagi, tindakan ini bakal dihalalkan oleh jutaan umat Islam seluruh dunia. Mengapa ini berlaku?
Kerana ada satu dua "ulama" tajaan Amerika-Israel mengeluarkan fatwa darah orang-orang Syiah halal dibunuh.

Apa lagi selepas berlakunya terjadi pembunuhan beramai-ramai di Houla. Menurut Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB), seramai 108 orang terbunuh dalam pembunuhan beramai-ramai di Houla termasuk 34 wanita dan 49 kanak-kanak. Serangan menyebabkan kehilangan ramai nyawa. Ia berlaku pada 25 Mei 2012. Dunia tahu, yang dimahukan oleh Amerika-Israel hanyalah minyak mentah yang banyak bagi menyokong pembangunan tamadun mereka. Selain itu, penguasaan sumber minyak dunia membantu Amerika mengekang kebangkitan China sebagai kuasa besar ekonomi dunia.

Penguasaan Amerika di Syria juga menjamin keselamatan Israel di Timur Tengah. '911' bagi Syria Amerika-Israel perlu mengolah persetujuan dunia untuk menghalalkan misi jahat mereka terhadap Assad dan Syria. Jika peristiwa serangan 11 September 2001 Amerika Syarikat digunakan untuk menjajah Afghanistan, tragedi Houla untuk menghalalkan imperialisme terhadap Syria. Jika tiada tragedi Houla, tidak mungkin Amerika-Israel mampu menarik sokongan gerakan Islam, seperti dilakukan Dewan Pemuda PAS dengan menyokong agenda menjatuhkan Bashar Al Assad.

Banyak fakta boleh dipertikaikan mengenai tragedi Houla seperti yang diperbesar-besarkan oleh media-media pro-Zionis ke seluruh dunia.

Dina Sulaeman, penganalisis politik antarabangsa dalam tulisannya "Mencari Motif di Houla" menimbulkan pertanyaan tentang motif tragedi Houla jika benar ia dilakukan Assad.
"Kalau benar Assad pembunuh sadis yang rela membunuh rakyat sendiri, tentulah yang dibunuhnya adalah orang-orang yang menentang pemerintahannya. Kes serupa terjadi di Iraq, dahulu Saddam Husein membunuh penduduk Syiah di kota Dujail tahun 1982, kerana dicurigai berusaha melakukan kudeta. Tapi, anehnya, korban tragedi Houla adalah orang-orang Alawi (salah satu cabang Syiah) yang pastinya pro-Assad.

Apa perlu Assad melakukan hal itu? "Dari sisi ini, sulit untuk mencari motif Assad melakukan pembunuhan di Haula, kecuali kita menerima andaian bahawa Assad adalah pemimpin yang gila," tulis Dina. Jika kes pembunuhan penterjemah Mongolia, Altantuya Shariibuu yang selesai di mahkamah dibangkitkan semula kerana tidak diketahui motif pembunuhan tersebut, mengapa tidak Pemuda PAS mempersoalkan motif di sebalik "Houla Massacre"? Apakah kerana Assad dan Syria tidak memberikan keuntungan politik langsung berbanding kes pembunuhan Altantuya Shariibuu? Perang untuk habiskan wang Amerika tidak sabar untuk melanggar Syria yang diperintah oleh Bashar Al Assad. Selain mendapat sumber minyak mentah baru dan menjaga kestabilan Israel, Amerika perlu menghabiskan belanjawan ketenteraan yang diluluskan oleh Dewan Senat. Menurut data "Stockholm International Peace Research Institute" pada 17 April 2011, perbelanjaan ketenteraan dunia pada tahun 2011 sebanyak AS$1.738 trilion.

Daripada jumlah itu, sebanyak 41 peratus atau AS$711 bilion datang dari Amerika Syarikat.
Berlaku peningkatan perbelanjaan ketenteraan antarabangsa sebanyak AS$138 bilion pada tahun 2011 berbanding 2010.

Bayangkanlah kalau 10 peratus daripada AS$1.738 trilion ini digunakan untuk tujuan membeli makanan, sudah pasti tiada manusia kebuluran di bumi ini.

Sementara itu, negara-negara Arab pula membelanjakan sebanyak AS$130 bilion untuk membeli senjata dari pengeluar-pengeluar senjata dunia. Jika di zaman kegemilangan Islam, Khalifah Harun Ar Rashid dan Al-Makmum membelanjakan dana yang besar untuk percambahan ilmu, kini dana yang banyak digunakan untuk membeli senjata, sekali gus menyokong agenda Amerika-Israel untuk melihat dunia sentiasa berperang.

Tidak hairanlah mengapa umat Islam sedunia kini berada dalam zaman gelap. Tidak ada ilmu atau teori-teori baru yang dilahirkan oleh umat Islam pada hari ini. Sedangkan satu ketika dahulu, pemikir-pemikir Islam seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun dan ramai lagi menyumbangkan ilmu dan teori kepada dunia. Pola baru politik dunia Kebangkitan China sebagai kuasa besar ekonomi dunia membimbangkan Amerika-Israel. Apatah lagi China adalah sekutu rapat Syria dan Iran. China telah mengambil alih takhta Jepun sebagai jaguh ekonomi dunia.

Dengan kebangkitan China, Syria dan Iran tidak lagi memerlukan Amerika Syarikat dan Eropah untuk menjual minyak mereka. Buatlah sekatan ekonomi bagaimanapun, Syria dan Iran akan terus hidup.
Tidak lama lagi kuasa Amerika Syarikat akan diimbangi oleh China. Majoriti negara-negara Arab akan bersama Amerika Syarikat. China pula akan bersekutu dengan Rusia, Iran, Venezuela dan negara-negara anti-Amerika.

Lebih malang lagi, Malaysia bawah BN atau Pakatan akan bersama Amerika. Houla menyebabkan majoriti umat Islam seluruh dunia menyokong agar Bashar Al-Assad dijatuhkan. Hanya masa menentukan.
Selepas jatuhnya kepimpinan Assad, "Syria Baru" akan menyertai Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan lain-lain untuk menjadi pelindung kepada agenda Zionis Israel.

Inilah realiti hari ini. Sedar tidak sedar, majoriti umat Islam hari ini berhempas pulas untuk membantu "Dajjal" bangkit. Dunia Islam perlu dicerahkan kembali agar ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW itu benar-benar dilaksanakan dan kejayaan dinikmati oleh penganut ajaran rasul terakhir itu. AMIN ISKANDAR menerima anugerah zamalah Intelektual Awam Asia (API) sesi 2009-10 daripada Yayasan Nippon untuk untuk menjalankan kajian sejarah pemantauan pilihan raya di Filipina dan Indonesia. Artikel ini pandangan peribadi penulis dan tidak semestinya melambangkan pendirian rasmi Malaysiakini. ARKIB : 14/03/2012




Tidak perlu tunjuk perasaan anti Presiden Syria

ZAINUDDIN MAIDIN - Putrajaya 



SAYA sungguh terkejut membaca berita anak-anak Malaysia yang pada keseluruhannya menganggotai pertubuhan atau NGO Islam akan menyertai tunjuk perasaan anti Presiden Syria, Bashar al-Assad yang dirancang akan diadakan di pekarangan kedutaan Syria pada Sabtu ini. Penganjur perhimpunan itu mempropagandakan lebih 10,000 akan menyertainya dengan tujuan untuk menentang kezaliman presiden itu. Tetapi apakah benar beliau zalim atau pihak yang menyusun 'Jenayah Hasutan' dengan berselindung di sebalik 'Arab Spring' yang lebih kejam dalam menumpahkan darah rakyat Syria?

Kita tahu Syria adalah sebuah negara yang makmur dan disenangi oleh orang luar, terutamanya pelajar-pelajar dan rakyat kita yang berada di negara itu. Tetapi sejak kebangkitan pemberontakan dalaman dari 'Jenayah Hasutan' luar maka kita telah disogokkan dengan hanya berita dari suatu pihak sahaja. Kita harus menunjukkan kepada dunia bahawa sekalipun kita percaya kepada jalur globalisasi tetapi dalam beberapa hal kita mempunyai pendirian sendiri. Kita mempunyai maruah sendiri, tidak mudah diperalatkan untuk menyampaikan hasrat kuasa besar untuk matlamat 'Regime Change' yang menumpahkan darah tetapi digambarkan sebagai indah dengan istilah 'Arab Spring' atau Musim Bunga di dunia Arab.

Tidak mungkin apa yang berlaku terhadap Syria sekarang tidak akan berlaku dalam negara kita untuk tujuan 'Regime Change' sekiranya kuasa besar memikirkan ini perlu dilakukan. Bagaimanakah perasaan kita jika dalam suasana tekanan rakyat negara negara sahabat mengadakan tunjuk perasaan menyokong musuh kita? Jika kita memperlihatkan diri kita mudah dipergunakan untuk matlamat melumpuhkan sebuah negara asing yang bersahabat karib dengan kita, maka ini akan membuka laluan mudah kepada mereka untuk mempergunakan rakyat kita bagi mencapai matlamat roadmap mereka.

Kuasa Besar mempunyai ejen di mana-mana termasuk rakyat mereka di luar negara seperti pelajar-pelajar Syria atau ahli perniagaan mereka di Malaysia dan sebagainya untuk membantu menyempurnakan matlamat terakhir bagi demokrasi mengikut acuan mereka di dunia Arab. Janganlah kita begitu mudah mengecap Presiden Syria sebagai zalim kerana sebenarnya apa yang berlaku di negara ini adalah 'Jenayah Hasutan' Barat yang terancang, tersusun dan kejam yang dijuarai oleh Amerika Syarikat dan Israel dengan dukungan negara-negara Barat. Matlamat terakhir mereka ialah Iran.

Tetapi sebelum Iran, Syria mesti dilumpuhkan seperti mereka lakukan terhadap Tunisia, Libya dan Mesir. Maka akan sempurnalah sebuah kekejaman yang tidak ada taranya yang berselindung di sebalik bunga-bunga berkembang. Sebenarnya ia telah mula berkembang dari Iraq.

Saya hairan bagaimana NGO yang diketuai oleh orang-orang cerdik di negara kita terutama Persatuan Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia (PKPIM), Pertubuhan Jemaah Islam Malaysia (JIM) dan beberapa pertubuhan Islam terlibat dalam penganjuran perhimpunan ini? Ini menggambarkan taraf intelektualiti mereka. Bagaimanapun saya tidak terkejut dengan penglibatan ABIM.

Artikel Penuh: http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2012&dt=0314&sec=Forum&pg=fo_02.htm#ixzz2WXtzBkPV © Utusan Melayu (M) Bhd









Syria di persimpangan jalan

Ditulis oleh Tuan Guru Hj Abdul Hadi Awang Khamis, 23 Februari 2012 16:44



Syria menghadapi arus perubahan musim bunga politik yang sedang berlaku di dunia Arab secara khusus. Tidak boleh dinafikan sedikitpun, kebangkitan yang menggolakkan arus perubahan itu disebabkan oleh tempoh pemerintahan yang lama tanpa kebebasan rakyat, kerana pemerintahan bersifat diktator bertopeng demokrasi, yang menekan rakyat dengan lesen yang diberi oleh kuasa-kuasa besar dunia diatas nama rakan strategik bagi keselamatan Israel yang dilindungi dengan cara paling istemewa, akhirnya tidak mampu membatalkan musim yang bertiup.

Syria mempunyai kedudukkan yang agak berbeza dengan negara arab yang lain, kerana tidak mengiktiraf Israel dan tidak mengadakan hubungan diplomatik dengannya. Syria juga menjadi pintu keluar bagi negara Iran yang dikepung, dalam

masa yang sama mengizinkan buminya menjadi pangkalan bagi gerakan Islam Hamas dan Jihad Islami, serta pangkalan bantuan bagi Hizbullah yang berada di Selatan Lubnan. Hamas dan Jihad Islami bermazhab Sunni, tidak sama dengan Bashar Assad yang menganut mazhab Alawi. Begitu juga Republik Islam Iran dan Hizbullah yang bermazhab Syiah Imamiyyah yang bertentangan juga dengan mazhab yang dianut oleh Bashar dan keluarganya.

Diambil kira juga parti Baath yang menganut ideologi sosialis yang keras sehingga hampir sama dengan negara komunis dan juga berfahaman nasionalis fanatik yang keras terhadap Israel. Menunjukkan bahawa masing-masing lebih menjadikan rakan strategik bagi menghadapi musuh yang sama iaitu Israel. Dalam masa yang sama, negara kuasa besar khususnya Amerika yang menjadi rakan strategik Israel akan melindungi negara haram tersebut daripada sebarang gerakan yang dianggap ancaman kepada keselamatan Israel khususnya dalam berdepan dengan Islam.

Kumpulan Hamas, Jihad dan Hizbullah adalah ancaman paling bahaya terhadap Israel dengan bantuan Iran secara terbuka juga diumumkan oleh pemimpin utamanya Imam Ali Khamanaei dalam khutbah jumaatnya yang terakhir, diikuti oleh lawatan rasmi ke Iran oleh Ismail Haniyyah, Perdana Menteri Palestin yang tidak diiktiraf oleh Barat dan sekutunya walaupun dipilih secara pilihanraya yang dipantau oleh pertubuhan antarabangsa. Maka kesemuanya adalah ancaman besar terhadap negara Zionis itu.

Sebelum daripada perkembangan ini, tercetus perang di Selatan Lubnan dan selepasnya serangan terhadap Ghazzah. Kedua peristiwa percubaan Israel ini yang menyerang bagi menghapuskan ancaman terhadap negara haram itu menemui kegagalan yang memalukan. Percubaannya gagal walaupun dengan bantuan negara-negara rakan Israel dan sokongan terbuka dan tersembunyi oleh negara-negara Arab yang bersahabat dengan Israel. Kesemua negara Arab dan negara Islam itu menerima konsep Road Map tajaan kuasa besar yang bertanggungjawab menubuhkan Israel.

Ia juga ekoran dicetuskan isu ancaman teknologi nuklear Iran, walaupun di atas tujuan perbekalan tenaga, bukannya persenjataan kerana diharamkan oleh agama Islam seperti dinyatakan oleh para pemimpinnya. Sebaliknya Israel pula telah memiliki senjata nuklear sejak tahun enam puluhan lagi, dengan tidak menandatangani apa-apa perjanjian antarabangsa yang mencegahnya daripada melakukan sesuatu yang mengancam keamanan dan keselamatan dunia. Sebarang tindakannya yang dikira menceroboh dan mengganas dengan nyata diselamatkan dengan kuasa veto oleh kuasa besar pelindungnya jika ada sebarang keputusan yang tidak berpihak kepadanya. Inilah dia undang-undang rimba yang diamalkan di peringkat antarabangsa iaitu siapa yang kuat dia selamat.

PAS bersama dengan parti Islam di seluruh dunia mengutuk segala kekejaman yang berlaku di Syria terhadap rakyatnya. PAS dan gerakan Islam bersetuju supaya kerajaan Syria menghentikan kekejaman terhadap rakyat. Kami juga bersetuju supaya Syria didesak dan dipaksa membuat perubahan kepada demokrasi yang sebenar.

Namun kami tidak bersetuju jika perubahan yang berlaku kerana hendak menyelamatkan negara haram Israel dan masuk ke dalam agenda Israel dan sekutunya. Tujuannya bukan menyelamatkan Syria tetapi lebih daripada itu untuk menekan, melemah dan menghapuskan Hamas, Jihad Islami (daripada Sunni) dan Hizbullah serta Iran (daripada Syiah). Pihak yang melawan kerajaan Syria pula melibatkan kumpulan Islam dan bukan Islam.

 Mereka dibekal dengan bermacam bantuan termasuk senjata dan ada yang diberi di atas nama Islam dengan agenda menegakkan kerajaan baru yang menyelamatkan Israel melalui gabungan kerjasama kumpulan Islam yang tidak kuat dengan kumpulan sekular yang berpangkalan di negara Barat yang lebih diperkuatkan supaya menguasai gerakan perubahan.

Media Israel melaporkan kenyataan pemimpin kerajaan dan tentera Israel bahawa mereka mahukan perubahan yang bukan berteraskan Islam yang lebih menyelamatkan Israel. Jika tidak maka Bashar Assad perlu diteruskan berkuasa pada tempatnya. Ini kerana perubahan yang memberi kemenangan kepada kumpulan Islam seperti di Mesir, Tunisia dan Libya lebih menjadi ancaman kepada keselamatan Israel.

Usaha mereka bukan sahaja menyekat ancaman terhadap Israel daripada utara dan selatannya, tetapi juga dilakukan bagi menghapuskan kekuatan Iran dan kemajuan teknologinya. Beberapa bulan yang lalu media Barat mendedahkan perselisihan pendapat di kalangan Zionis Yahudi berhubung keperluan melancarkan serangan ke atas Iran seperti yang pernah dilakukan ke atas janakuasa tenaga nuklear Iraq di tahun 70-an di masa Saddam Husain.

 Usaha juga dilakukan dengan menggunakan Iraq di zaman Saddam bagi menyerang Iran yang baru berjaya dalam Revolusi Islam menjatuhkan regim Shah yang pro Barat. Ada di kalangan mereka yang bersetuju supaya Iran diserang habis-habisan. Mereka ialah kalangan pelampau Zionis yang berada dalam negara haram Israel. Ada juga yang tidak bersetuju Iran diserang.

Mereka ialah kumpulan Zionis yang berada di Amerika dan Eropah. Mereka bimbang tindakan itu akan menyuburkan gerakan anti Zeonis dikalangan masyarakat barat apabila berlakunya krisis sampingan selepas serangan itu. Bagi melaksanakan agenda yang nyata dan tersembunyi ini, maka sudah tentu Amerika dan sekutunya menjadi penyumbang besar bagi menjayakan cita-cita keselamatan negara haram Israel.

Kepada mereka yang dapat membaca medan politik secara sepak terajangnya, bukan secara akademik sahaja, perlu difahami bahawa politik perlu dibaca dengan dua aspek iaitu akademik yang bersurat dan sepak terajang yang tersirat. Betapa agenda melagakan umat Islam yang pernah menjatuhkan kerajaan Othmaniyah di awal abad yang lalu sedang diulangi senarionya. Pertama, umat Islam dilagakan dengan semangat kebangsaan masing-masing sehingga membantu musuh bagi menjatuhkan kerajaan Othmaniyyah di abad yang lalu tanpa menafikan adanya kezaliman dan kesilapan kerajaan Othmaniyyah terhadap wilayahnya.

Semangat nasionalisme digunakan bagi menimbulkan kebencian Arab terhadap bangsa Turki yang menguasai kerajaan Islam dimasa itu. Di atas semangat kebangsaan dengan bantuan yang melibatkan manusia seperti Lorans dan rakan-rakannya Arab dibantu untuk menentang Turki Otmaniyyah. Akhirnya Kerajaan Othmaniyyah dijatuhkan dan diberi tempat kepada Kamal Ataturk mendirikan kerajaan sekular menggantikan kerajaan Islam di atas nama memajukan Turki tetapi berakhir dengan bangsat. Di kalangan bangsa Arab pula diupah dengan bahagian masing-masing mengikut road map Sykes Picot dengan membahagikan di kalangan negara Barat untuk menjaganya dengan upah mengangkut hasil bumi yang kaya.

Manakala Arab pula dibayar dengan wang yang banyak supaya kaya-raya tanpa teknologi yang dapat menguatkannya sehingga dapat berdikari dan meninggalkan sifat Islamnya supaya tidak berakhlak, tetapi terus berlindung dengan negara-negara Barat tersebut.

 Negara-negara Arab yang mendapat bahagian ini masih lagi menjadikan hari mendapat bahagian tersebut sebagai hari kebangsaan masing-masing yang disambut dengan meriahnya secara tahunan.

Yang kedua, melagakan umat dengan mazhab yang ramai pengikut. Pengikut Mazhab Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan majoriti umat Islam dan menjadi mazhab kerajaan Othmaniyyah yang bermazhab Hanafi, dilagakan dengan mazhab Syiah Imamiyyah yang ramai penganutnya di Iran, Iraq dan Selatan Lubnan dan menjadi mazhab Shah Iran di masa itu. Mazhab Zaidiyyah yang sebahagian besar
pengikutnya di Yaman dan juga menjadi mazhab raja yang bergelar Imam yang memerintah Yaman.

Ada pun Oman pula bermazhab Khawarij Ibadiyyah. Syah Iran dan Imam Yaman berperang dengan kerajaan Othmaniyyah. Oman pula menjadi pengkalan kuasa barat. Malangnya dalam pergolakan yang berlaku di Syria dan perang yang masih dingin di antara Iran dan negara Barat dan sekutunya, isu nasionalisme dan mazhab dihidupkan semula.

 Dihidupkan semula galakan semangat nasionalisme di kalangan umat Islam sehingga meletakkan ajaran Islam yang boleh menyatukan umat dan akhlaknya yang mulia dilupakan. Masalah khilafiyyah di kalangan mazhab Islam yang satu dihidupkan semula. Sepatutnya menjadi perbincangan di kalangan para ulama yang mendalami ilmunya sahaja, tetapi dihidupkan bukan sahaja diantara Sunni dan Syiah bahkan di antara Sunni dan Sunni. Ia disebarkan saperti salafi (wahabi) dan Asya‘irah dan Maturidiyyah di kalangan Ahli Sunnah.

Masalah cabang ajaran agama yang berbeza dikalangan empat mazhab dan lain-lain dikalangan ahli sunnah dihidupkan kalangan masyarakat awam yang cetek pengatahuan agamanya. Syiah Imam Khomeini dan Khaminaei yang membuat perubahan politik daripada syiah tradisi di kalangan Syiah, diantara syiah Arab dan syiah Parsi di Iraq.

Di samping menyebarkan mazhab-mazhab ini di kalangan umat Islam yang masih jahil agama, bukannya menyebarkan dan menambahkan penyebaran Islam di kalangan bukan Islam. Semua ini adalah agenda laga dan perintah atau penjajahan semula yang sepatutnya difahami oleh umat Islam. Dalam kemelut yang begitu celaru, umat Islam perlu kembali ke pangkal jalan, mengenali kawan dan lawan serta mengambil iktibar daripada kesalahan yang lalu.

Para ulama dan pemimpin di zaman keemasan umat Islam bersatu dalam perkara rukun dan berbeza pendapat dalam masalah cabang sehingga tidak memisahkan hubungan persaudaraan agama dan kemanusiaan berbagai agama dan kaum dalam negara Islam yang luas dan besar. Pandangan semua ulama dicatit menjadi kajian, termasuk pendapat paling lemah kerana keadaan situasi dan realiti yang boleh berubah. Kesilapan dalam perkara rukun diperbetulkan dengan kebijaksanaan. Maka paling menariknya berlaku perkembangan Islam secara damai lebih pesat daripada ketika berperang.

Allah mengajar penganut Islam di zaman Rasulullah S.A.W. supaya umat Islam bersatu di atas dasar dan konsep Islam serta menggunakan pendekatan damai dan strategik dengan masyarakat bukan Islam. Walaupun Rasulullah S.A.W. sudah wafat dan para sahabat generasi awal Islam berbeza pendapat siapakah pengganti Rasulullah S.A.W. selepas wafatnya sehingga melahirkan mazhab Sunni, Syiah dan Khawarij.

Namun mereka bersatu bersama para Khulafa Rasyidin R.A. dalam menghadapi cabaran dan menyebarkan Islam sehingga berjaya selama beberapa abad. Mereka yang jahil dan melampau disingkirkan daripada masyarakat umat yang besar. Imam Abu Hanifah dan Imam Malik berguru dan bersatu dengan Imam Jaafar al-Sodiq pelopor Syiah Imamiyyah yang beribukan salah seorang daripada zuriyat Abu Bakar Al Siddiq R.A. Semua para ulama yang berwibawa itu menentang kezaliman di zaman Umawiyyah dan Abbasiyyah dan mendokong sesiapa yang adil, seterusnya dakwah dan jihad diteruskan. Adapun pertelingkahan yang tajam selepasnya, berlaku di kalangan para jahil daripada semua pihak.

Langkah penubuhan Majma‘ Fiqh di bawah OIC yang melibatkan para ulama daripada semua mazhab itu adalah sangat positif bagi umat Islam. Begitu juga kenyataan dan fatwa pemimpin utama Iran Imam Ali Khaminaei supaya para pengikutnya berhenti daripada mencaci dan menghina para Ummahatul Mukminin (para isteri Rasulullah S.A.W.) yang bertaraf ibu kepada seluruh orang-orang yang beriman dengan perintah Al Quran secara nas dan berhenti menghina para sahabat R.A. malah para ulama besarnya memaklumkan bahawa lebih daripada sembilan ribu hadith yang ada dalam kitab al-Kulaini yang menimbulkan masalah hendaklah ditolak.

Adapun langkah membiarkan kuasa asing yang dijemput menyelesaikan masalah hanya mengulangi sejarah lama yang wajib dilipat dan dikebumikan. Kalau mahu menghidupkan semula dalam pergolakan di Syria terkini akan terlaksana sejarah lama yang mengundang singa dan buaya. Natijahnya kalau selamat daripada mulut harimau akan masuk ke dalam mulut buaya. Datuk Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang Presiden PAS


Sumber; http://presiden.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=371:syria-di-persimpangan-jalan&catid=14:kenyataan-rasmi&Itemid=56



I


ISRAEL , IRAN DAN SYRIA 



WASHINGTON, Feb 4, 2012 (IPS) - When Defence Secretary Leon Panetta told Washington Post columnist David Ignatius this week that he believes Israel was likely to attack Iran between April and June, it was ostensibly yet another expression of [5ats of military action.

 ( Gareth Poter IPS) Dua minggu dulu - ketika kita semua sibuk dengan cuti panjang – Mauludul Rasul dan Taipusam - di New York rancangan jahat Amerika telah digagalkan oleh Russia dan China. Kuasa imperial Amerika bersama kuncu-kuncu Nato-nya telah cuba meluluskan ketetapan Bangsa Bangsa Bersatu untuk menyerang Syria. Ini adalah mondus operandi – menggunakan topeng ketetapan PBB. Ketetapan PBB telah digunakan oleh Amerika dan kuncu Nato untuk menyerang Iraq, Afghanistan dan Libya.

Tetapi pada 4hb Febuari 2012 yang lalu Russia dan China telah menggunakan kuasa veto mereka untuk membatalkan rancangan jahat Amerika. Kalau tidak di veto - melalui ketetapan PBB ini Amerika ingin mewujudkan sekatan ekonomi dan kemudian sekatan penerbangan (no fly zone) keatas Syria. . Lalu timbul persoalan – apa yang sebenarnya sedang berlaku sekarang? Dalam tulisan saya minggu lalu saya telah menerangkan apa dia NeoCon. Apa dia falsafah dan pejuangan NeoCon. Dalam tulisan yang sama saya telah menerangkan rancangan NeoCon dengan Projek Amerika Kurun Baru – Project For the New American Century (PNAC).

 Justeru, semua yang sedang berlaku dihadapan mata kita dalam dunia hari ini adalah pengimplementasian projek-projek untuk menjayakan perancangan-perancangan yang telah diajukan dalam dokumen PNAC. Apakah tuan pembaca yang budiman yang menganggap saya ini keterlaluan? Biar saya butirkan lagi agar kita bersama-sama mendapat pencerahan.


Pada ketika ini - dari bahan bahan bacaan terkini, dari laporan media antarabangsa - saheh Amerika sedang bersedia untuk menyerang Iran. Sama ada serangan ini dilakukan oleh Israel atau oleh Amerika sendiri bukan persolaan. Lalu timbul pertanyaan jika Iran yang mahu diserang kenapa pula pertempuran sedang bermula di Syria? Kenapa sekatan ekonomi mahu dikenakan ke atas Syria? Untuk memahami babak ini mari saya bawa kembali kepada apa yang di panggil Gulf of Tonkin Incident.

 Pada 2hb Ogos 1964 sebuah kapal perang Amerika bernama USS Maddox telah di katakan diserang oleh tentera laut Vietnam Utara. Apabila berita serangan dari tentera laut Vietnam Utara tersebar meluas di Amerika , Presiden Johnson pun mengistiharkan perang ke atas Vietnam Utara. Hari ini sejarah telah membuktikan tidak ada serangan dari tentera laut Vietnam Utara pada hari itu. Gulf of Tonkin itu hanya taktik untuk mengolah persetujuan rakyat Amerika agar menyokong Presiden Johnson menghantar tentera ke Vietnam dan melancarkan perang.

Mungkin apa yang berlaku di Gulf of Tonkin agak lama dahulu. Ketika itu mungkin ramai pembaca masih belum lahir atau baru pandai kencing-kencing berdiri. Kerana itu biar saya buka surah yang terbaru. Pada 10 Oktober 1990 dahulu seorang budak perempuan 15 tahun bernama Nayirah telah menangis- nangis didalam kaca tv kerana dia ternampak soldadu Iraq masuk ke dalam hospital dan mengambil bayi-bayi yang tersimpan dalam inkubator.

Dunia menjadi gempar. Dunia semakin yakin akan keganasan Saddam Hussein. Dunia melihat Saddam sebagai pemimpin yang sudah gila. Berasaskan kesah dan tangisan Nayirah ini Presiden Bush Senior telah berjaya mengolah persetujuan rakyat Amerika untuk menyerang Iraq. Awas! Hanya beberapa hari kemudian dunia di beritahu bahawa Nayirah ini adalah anak kepada Saud bin Nasir Al-Sabah duta besar Kuwait ke Washington DC.

Tangisan Nayirah ini hanyalah lakonan dirakam dan difilemkan di Washington DC bukan di Kuwait oleh syarikat Hill & Knowlton sebuah syarikat lobi. Tetapi berita saheh tentang siapa sebenarnya Nayirah ini tidak diambil peduli oleh media antarabangsa. Rakyat Amerika sudah naik minyak dan bersedia untuk bersama Bush menyerang Iraq.


Kalau Iran hendak di serang apa apa perlunya Syria juga di serang? Untuk memahami babak ini kita wajib memahami apa dia Israel. Banyak orang tersilap baca.

 Israel ini adalah negara pendatang – settlers state – seperti Afrika Selatan, seperti New Zealand, seperti Australia, seperti Canada, seperti Singapura dan seperti Amerika sendiri. Negara-negara di datangi oleh orang-orang asing yang pembudayaan, bahasa, agamanya tercipta disatu wilayah yang lain. Mereka datang menjadi penduduk dan meminggir warga asal. Dalam kes Israel bukan hanya meminggir malah menghalau keluar orang Palestine – warga asal. Pada thun 1967 saya dalam tingkatan empat . Pada tahun itu Perang Enam Hari Arab/Israel telah pecah. Saya hairan kenapa 100 juta warga Arab tidak dapat mengalahkan 3 juta Yahudi di Israel.

Memang ramai kawan-kawan saya turut sama merasa hairan kenapa Arab yang ramai dapat dikalahkan oleh Yahudi yang sadikit. Sebenarnya ketika itu saya tidak faham apa itu Israel dan apa itu imperialisma. Hari ini saya telah mengetahui dengan mendalam tentang Israel. Dan saya tidak akan membuat kesilapan tentang siapa dan apa sebenarnya Israel ini. Israel selain dari negara pendatang adalah juga sebuah pengkalan tentera Amerika yang cukup lengkap dengan persenjataan terbaru dan tercanggih. Setiap tahun Israel mendapat 3 bilion dollar bantuan bukan pinjaman dari Amerika. Ini belum termasuk bantuan persenjataan dan dana perniagaan.

Dunia hari ini mengetahui bahawa Isreal yang memiliki lebih dari 250 butir bom nuklear. Justeru bala tentera Israel adalah yang terkuat di Timur Tengah. Bala tentera Israel ini juga selalu mengadakan latihan bersama dengan tentera Amerika. Dimana soldadu Israel berakhir disitu soldadu Amerika bermula. Ketika Perang Enam Hari tahun 1967 berlaku , Isreal telah merampas Bukit Golan wilayah milik Syria. Wilayah Golan ini adalah sempadan Israel, Syria dan Lebanon. Israel menganggap wilayah ini stratejik untuk pertahanan Utara Israel. PBB tidak mengitiraf perampasan Bukit Golan ini.

 PPB meluluskan ketetapan agar wilayah ini dipulangkan. Tetapi Israel dengan kuasa bala tentera Amerika dibelakangnya terus tidak mempedulikan pandangan rakyat sedunia. Melihatkan musuh yang amat degil maka Syria telah membuat Perjanjian Pertahanan dengan Iran pada Jun 2006 dahulu. Melalui penjanjian ini Syria telah dibantu oleh Iran dari segi persenjataan. Berasaskan perjanjian ini , Iran sedang membina pelabuhan dan pengkalan tentera dan di persisiran pantai Syria. Ini untuk membolehkan senjata-senjata dari Iran masuk melalui pelabuhan ini. Perjanjian Pertahan ini diperkuatkan lagi dengan Perjanjian Perdagangan Bebas antara Syria dan Iran yang bermula semenjak tahun Disember 2011. Semua ini dilihat oleh Isreal sebagai langkah yang merbahaya.


Manakala Syria dan Russia telah memiliki hubungan yang intim semenjak zaman Perang Dingin lagi. Dia zaman Presiden Hafez Al-Assad Syria ayah kepada Presiden Bashar – Syrian telah mendapat perlindungan ketenteraan dari Russia. Syria menggunakan alat persenjataan dari Russia dan dari Blok Sosialis. Manakala Russia dibenarkan menempatkan kapal-kapal tentera lautnya di perlabuhan Syria. Ini kerana selama 6 bulan perlabuhan Russia di utara Eropah disalut oleh air batu – maka perlabuhan Syria menjadi tempat terbaik. Hubungan intim antara Syria dan Russian ini tidak disenangi oleh Amerika dan dilihat mengancam keselamatan Isreal.

 Keadaan politik bertambah tajam apabila Parti Hisbullah dan gerila dibawah parti ini mendapat dukungan dan sokongn teguh dari Iran. Parti yang berpengkalan di Lebanon ini adalah satu-satunya parti yang sedang berjuang mengangkat senjata melawan Zionis Israel. Syria pula memainkan peranan yang amat penting sebagai tempat pengkalan bantuan senjata dan makanan dari Iran disalurkan kepada Hisbullah. Senjata dari Iran sampai ke pelabuhan Syria dan kemudian masuk mengikut jalan darat ke Lebanon untuk sampai ke gerila Hisbollah.

Justeru apa yang kita lihat sekarang telah wujud setiakawan dan front besar antara Iran, Syria dan Hisbullah. Dalam masa yang sama Iraq dibawah kerajaaan baru ini lebih sedia bekerjasama dengan Iran. Kini secara tidak resmi telah wujud ‗ Tembok Shiah‘ yang kukuh. Blok revolusineer dengan dasar anti Zionis dan anti Amerika.


Melihatkan kemunculan Tembok Shiah ini maka kaum Zionis Israel sedang merancang untuk menimbulkan satu ‗kecelakaan‘ seperti Gulf of Tonkin Incident atau seperti Tangisan Nayirah. Kecelakaan yang dirancangan seperti ini amat penting untuk mengolah persetujuan rakyat Amerika.

Hati rakyat Amerika wajib di menangi kerana pada ketika ini telah muncul kumpulan rakyat Amerika yang jelak dan mual dengan gerakan Zionis dan pengaruh Zionis dalam politik Amerika . Ketika tulisan ini di garap Syria semakin diasak oleh apa yang dipanggil ‗ Syrian Free Officer Movement‘ yang berpengkalan di Turkey. Gerombolan yang menggunakan nama gerakan Gamal Abdel Nasser ini sebenarnya adalah anak syarikat Nato. Mereka di latih dan di biayai oleh Amerika dan kuncu-
kuncu Nato. Turkey menjadi pusat dan pengkalan gerakan ini. Gerombolan inilah nanti yang sedang menyediakan pentas untuk meghalalkan Amerika, Israel dan Nato masuk menyerang Syria.

Sebelum memasuki Iran – Tembok Shiah wajib diruntuhkan atau sekurang-kurangnya di retakkan. Kita tunggu dan lihat bila musim bunga dan musim panas sampai. Apakah bentuk kecilakaan yang sednag dirancang di Syria? (TT)(bersambung)

http://tukartiub.blogspot.com/search?updated-max=2012-02-16T04:04:00%2B08:00&max-results=5






SYRIA DAN DEMOKRASI

 Kuasa imperial Amerika syarikat sedang merancang untuk menyerang Iran atas alasan Iran sedang berusha untuk membuat senjata bom nuklear. Ini agak senang difahami. Amerika sedang menyerang Pakistan untuk menafikan Pakistan dari terus dimiliki bom nuklear. Ini mungkin agak susah sadikit untuk difahami. Kuasa imperial Anglo-Amerika ingin menyerang Syria kerana projek New World Order. Ini lagi ramai yang tidak faham. Ini lagi susah untuk difahami. Justeru, apa yang berlaku di Syria pada ketika ini telah melahirkan banyak kejulingan.

Kejulingan yang jelas ialah kejulingan intelektual dikalangan masyrakat Melayu. Kejulingan intelektual ini lahir dari kegagalan memahami asas politik. Kejulingan ini lahir kerana sikap malas membaca. Sikap malas berfikir. Sikap mengambil jalan pintas tanpa membuat selidikan sendiri. Kejulingan ini juga lahir kerana telah ditanamkam sikap ‗budaya wajib mendengar‘ dari bengolan-bengolan yang dikatakan memiliki ‗authoriti‘. Bengolan-bengolan yang tahu bahasa sekian sekian sahaja yang memiliki tauliah untuk bercakap.

 Bengolan-bengolan yang berat serbannya sekian sekian sahaja yang pandangan boleh didengar. Akhirnya tertanam sikap suka mendengar. Sikap suka mendengar ini telah membunuh sikap ‗suka membaca‘ dan ‗suka mengkaji dan menyelidik‘.

Hasilnya, sikap malas membaca ini melahirkan ramai tukang ikut dan ramai tukang sorak. Tukang sorak dan tukang ikut ini sebenarnya telah lama pencen dari menggunakan akaliah dan fikrah mereka. Apabila telah pencen maka apa yang tersimpan dibelakang dua telinga itu tidak lagi memiliki kudrat untuk menjadi gersang dan kritikal. Kegersangan untuk berfikir ini telah dilepaskan kepada bengolan-bengolan yang dikatakan bertauliah.


Biar saya jelaskan disini bahawa apa yang berlaku di Syria bukan tentang konflik agama. Bukan konflik mahzab Sunni dengan Shiah. Bukan konflik mahzab Alawite dengan Sunnah wal Jamaah. Atau konflik Islam dengan Kristian. Memang saheh, wujudnya konflik antara Shiah dan Sunni.

 Memang betul kerajaan yang dipimpin oleh Bashar ini tidak demokratik. Memang betul ada gerakan rakyat yang menuntut agar ruang demokrasi dibesarkan lagi. Elit politik di Syria sama saperti elit politik di Malaysia atau elit politik dalam negara dunia. Mereka zalim, ganas, rasuah dan rakus merembat harta kekayaan negara. Kezaliman dan penyempitan hak kebebasan warga ini adalah watak elit politik dunia ketiga.


Memang betul pada awalnya ada kumpulan yang menuntut agar kebebasan dan ruang demokrasi di Syrian diperluaskan. Ini sama saperti tuntutan warga Malaysia yang mahu negara ini lebih bebas dan lebih demokratik. Tidak mahu penipuan dalam pilihan raya. Semua ini adalah asas pejuangan warga dari negara Dunia Ketiga.
Untuk memahami lebih mendalam maka saya terpaksa membuka minda pembaca untuk memahani teori kontradiksi. Kontradiksi adalah hukum alam semula jadi. Ianya sama saperti oxygen ertinya kontradiski wujud bersama kita. Tanpa kontradiksi alam ini tidak mungkin wujud.

Sama ada negara itu penuh dengan kafir atau penuh dengan penganut Islam atau penuh dengan warga yang tidak percaya kepada Tuhan – kontradiksi terus wujud. Kontradiksi tidak beragama. Tidak berbahasa. Dalam sistem ekonomi kapitalis atau ekonomi sosialis kontradiksi wujud.

Alam bergerak kerana kontradiksi. Dalam kontradiksi ada pergeseran. Pergeseran dan percanggahan inilah yang mengerakan alam kita ini. Kontradiksi ini juga bertahap-tahap. Ada yang fudumental, ada yang tahap kedua dan ada yang kurang penting. Kontradiksi ini berubah-ubah. Contoh terbaik ialah dalam sejarah perjuangan orang yang terdahulu dari kita ketika perang dunia ke dua. Ketika itu Tanah Melayu sedang dijajah oleh British. Inilah kontradiksi utama. Kontradiksi - pertentangan antara warga Tanah Melayu dengan penjajah. Tetiba Jepun datang menyerang.

British yang menjadi musuh utama telah menjadi musuh ke dua. Yang wajib dilawan ialah tentera Jepun. Malah kontradsiksi dengan British menjadi luntur sehinggakan ada kerjasama antara warga Tanah Melayu dengan British untuk melawan kontradiksi yang fundumental : penjajah Jepun. Bagitu juga di Syria sekarang. Pada awalnya kaum demokrat Syria telah bangun menuntut demokrasi. Tetapi ajenda suci rakyat Syria ini telah diambil alih oleh kuasa imperial Anglo-Amerika. Justeru kontradiksi yang wujud di Syria hari ini bukan antara Sunni dengan Shia. Bukan antara Islam dengan Kristian.

Bukan antara Presiden Bashar yang bermazhab Alawite dengan majoriti warga yang bermazhab Sunni. Kontradiksi utama atau pegeseran utama pada ketika ini ialah diantara rakyat Syria dari semua mahzab agama dengan kuasa imperialis Anglo-Amerika. Silap memahami kontradiksi fundumental ini maka akan silaplah semua analisa politik. Akan bertaburan segala hujah. Tidak akan dlihat satu kesatuan fikrah yang tersusun dalam menganalisa situasi di Syria. Inilah yang melahirkan kejulingan pandangan terhadap apa yang sedang berlaku di Syria.



Pasti para pembaca akan bertanya kenapa kuasa imperial Anglo-Amerika melakukan semua ini? Apa sebenarnya yang diperlukan oleh kuasa imperial Anglo-Amerika ini? Jawapannya ialah kuasa imperial Anglo-Amerika ialah kuasa imperialis. Imperialisma ini ialah tahap yang paling tinggi yang boleh dicapai oleh sistem kapitalis. Sistem ekonomi kapitalis yang bertuhankan keuntungan maksima memerlukan bahan mentah, buruh dan pasaran.

Sistem ekonomi kapitalis selama 150 tahun ini telah bergerak dengan jayanya dengan bantuan bahan bakar petrol. Tanpa bahan bakar ini sistem ekonomi kapitalis akan runtuh berderai.


Justeru wajib disedari jika Iraq hanya pengekspot petai, jering dan cincalok pasti Iraq tidak akan diserang. Jika Iran hanya memiliki budu dan tidak memiliki bahan bakar petrolium dan gas maka Iran tidak akan diserang. Pasti akan ada pembaca yang bertanya Saudi juga ada minyak kenapa tidak diserang.

Qatar juga ada minyak kenapa Qatar tidak diserang? Malaysia dan Berunai juga ada minyak kenapa tidak diserang? Jawabnya cukup senang. Rejim Arab Saudi dan Qatar ini adalah barua kepada Amerika. Malah tidak perlu diserang kerana terlaga minyak di Saudi dan Qatar adalah milik Amerika.

Bagitu juga Malaysia dan Berunai. Dua negara Melayu ini adalah ‗budak setia‘ kepada Amerika. Malah Malaysia telah menghantar tentera ke Afghansitan. Malaysia juga sedang membantu Raja Saudi yang sedang cuba memadamkan apa kebangkitan warga Bahrain yang sedang berjuang untuk mendirikan Bahrain yang lebih demokratik. Tetapi Syria tidak memiliki bahan bakar petrolium? Ini betul. Tetapi dalam strateji kuasa imperial Anglo-Amerika untuk mendirikan New World Order Syria ini dilihat sebagai musuh. Syria menjadi musuh bukan kerana Syria ini Shiah tetapi kerana Syria menyokong perjuangan Hisbulah dan Hamas yang sedang mengangkat senjata menentang kuasa zionis Israel.

 Syria juga dijadikan musuh kerana Syria dari zaman Presiden Hafeez al-Assad telah berkerjasama dengan Iran dalam banyak bidang. Malah dasar luar Iran/Syria telah membantu memperkuatkan gerakan Hisbullah dan Hamas. Dari era Perang Dingin lagi Syria telah dilihat amat sedia untuk bekerjasama dengan USSR, kemudian dengan Russia. Banyak kelengkapan persenjataan Syria yang digunakan untuk melawan zionis Isreal telah dibekalkan oleh Russia.

 Russia adalah sahabat Syria yang telah diduga. Hubungan intim dengan Russia terjalin lama dan dibuktikan dengan wujudnya pengakalan tentera laut Russia di Tartus semenjak tahun 1971. Tartus ialah perlabuhan yang kedua terbesar di Syria. Mungkin ramai yang terlupa Isreal telah juga menawan dan sedang menjajah wilayah Bukit Tinggi Golan semenjak 1967 dahulu.

Wilayah ini adalah milik Syria dan diakui oleh Bangsa Bangsa Bersatu. Kerjasama antara Syria dengan Iran dan Russia ini adalah satu pekara yang tidak dapat diterima oleh kuasa imperial Anglo-Amerika. Obama dan Clinton melihat bahawa kerjaan Bashar ini berkemungkinan akan menggagalkan strateji Amerika untuk menawan Iran. Syria perlu dipatahkan dahulu sebelum serangan dapat dilakukan keatas Iran. Justeru kerajaan Bashar wajib dijatuhkan.

Disini ada tiga buah negara yang sedang menjadi barua Amerika. Saudi, Qatar dan Turkey. Saudi dan Qatar menjadi taiko mengeluarkan dana. Manakala Turkey menyedikan tempat di sempadan Turkey/Syria untuk melatih kumpulan-kumpulan pengganas anti-Syria yang kini memanggil nama mereka Free Syrian Army. Nama kumpulan ini amat menarik tetapi mereka ini dilatih oleh CIA. Hari ini telah diberitakan sebuah jet pejuang Turki telah jatuh ditembak oleh peluru berpandu Syria.

Ini mungkin sandiwara untuk mengolah persetujuan rakyat Turkey dan rakyat dunia. Turkey kini memiliki cita-cita untuk sekali lagi – saperti zaman Ottoman dauhulu – untuk dapat mempengaruhi Dunia Arab. Turkey memiliki nafsu besar, untuk menjadi kuasa besar. Nafsu besar ini muncul kerana Turkey memiliki viagra yang bernama Nato. Para pembaca wajib sedar bahawa dibelakang semua ini ialah kuasa zionis Isreal. Dengan licik Israel telah berjaya menjadikan Saudi, Qatar dan Turkey sebagai budak suruhan gerakan Zionist International.

Pada ketika ini kuasa dan pengaruh zionis Israel cukup kuat sehinggakan Obama terpaksa mengikut telunjuk Benjamin Natanyahu. Kaum zionis Isreal telah memilih waktu yang tepat – tahun pilihan raya - dimana tidak ada bakal Presiden Amerika yang berani bercanggah dengan Isreal. Amerika , Saudi, Qatar dan Turkey semunya sedang menjadi budak suruhan zionis Isreal. Kita wajib sedar dan berwaspada kerana dibelakang zionis Isreal ini ialah tuan empunya bank dan gedung-gedung perniagaan antarabangsa. Mereka inilah yang sedang merancang untuk mendirikan New World Order – Satu Dunia Baru – dimana semua harta kekayaan dunia ini akan mereka miliki. Kuasa dan kekayaan ini akan dipertahan oleh senjata-senjata buatan Amerika dan Nato.


Mungkin ada yang tidak percaya apa yang saya tulis ini. Mungkin ada yang melihat ini ialah perjuangan Sunni terhadap ajaran sesat Shiah. Mungkin ada yang akan mengatakan ini perjuangan adil rakyat Syria menuntut kebebasan dan demokrasi. Mungkin ada yang percaya bahawa kuasa imperial Amerika bersama Nato sedang berusha menaburkan demokrasi saperti yang sedang mereka lakukan di Afghanistan, di Iraq atau di Libya. Kepada yang tidak yakin dengan tulisan saya, saya cadangkan agar mereka pergi ke Kedutaan Saudi dan Qatar untuk bertanya bila piliharaya akan diadakan di Saudi Arabia dan Qatar? Khalas. (TT)






MENGENAL DAN MEMAHAMI APA ITU SAUDI ARABIA
ARAB SAUDI DAN ZIONIS ISREAL


Rabu, 18 Julai 2012



Sebelum arwah ibu dan abah saya bertolak ke Mekah , mereka telah diberi kefahaman tentang perangai Arab Saudi yang akan mereka temui di Mekah dan Madinah. Penerangan ini diberikan oleh kaum keluarga yang telah menunaikan fardu haji lebih awal. Kesah dan tingkah laku perangai Arab Saudi ini hanya tersebar dari mulut ke mulut. Malah, semua bakal haji dari Malaysia telah sedia maklum serba sadikit tentang hal perangai Arab Saudi ini. Tetapi ‗kesah‘ ini tidak pernah dihebohkan oleh media. Ianya hanya menjadi ‗cerita-cerita rakyat‘.

 Hujah penghalalan yang selalu kita dengar hanyalah: ...kerana itulah Muhamad dihantar ke Mekah....untuk mentamadunkan Arab. Rasa saya 1,500 tahun adalah satu masa yang agak lama untuk proses melahirkan satu tamadun. Jika lembu atau kerbau dididik selama 1,500 tahun pasti lembu atau kerbau ini telah bijak bistari. Tingkah laku lucah yang dilakukan terhadap warga asing yang menunaikan haji sering kita dengar. Kalau dibuku dan jilidkan telah melangit tingginya.

 Kesah-kesah keganasan yang dilakukan terhadap buruh impot dari Pakistan, India dan Bangladesh yang memburuh di Saudi Arabia akan meremangkan bulu roma. Keganasan seksual – rogol dan dera - terhadap pekerja wanita yang diimpot dari Indonesia dan Pilipina telah lama menjadi buah mulut. Tetapi kenapa agaknya Hillary Clinton tidak bersuara tentang keganasan terhadap kaum sajenisnya. Kenapa CNN tidak membuat laporan? Kenapa Parlimen Eropah tidak bersuara? Kenapa agaknya media antarabangsa semuanya senyap sepi tidak bersuara tentang penindasan warga perempuan Saudi yang bukan sahaja tidak boleh mengundi malah tidak boleh befikir.

 Jauh sekali untuk memandu kereta. Kenapa tidak ada tuntutan ‗pendemokrasian‘ dari Amerika terhadap Saudi Arabia? Kenapa warga Iraq sahaja yang perlu demokrasi tetapi warga Saudi tidak perlu? Semua ini soalan yang wajib di jawab. Untuk saya negara yang bernama Saudi Arabia ini adalah ‗scam‘ yang paling besar yang sedang menimpa penganut agama Islam diseluruh dunia. Saudi Arabia membuktikan bagaimana kesucian dan takwa para penganut agama Islam telah diekspoit oleh keluarga Ibnu Saud. Dari sudut sejarah, dizaman Nabi Muhamad tidak ada raja di Saudi Arabia. Dalam kitab awal Ibnu Hisham - As-Sirah an-Nabawiyyah - yang ditulis 200 tahun salepas Nabi Muhamad wafat tidak ada langsung disebutkan nama raja, derajat sultan atau daulat tuanku.

Malah agama Islam secara radikal menentang kaum feudal kerana sistem feudal ini bercanggah dengan teoloji Islam. Jadi dari mana munculnya Raja Saudi ini? Sejarah merakamkan bahawa Saudi Arabia ini dilahirkan dari perancangan kuasa imperial Anglo-Saxon sesudah perang dunia pertama. Semenanjung Arab ini saperti Negara Telok dipimpin oleh pelbagai ketua suku dan ketua kabilah. Perbalahan dan perperangan antara suku dan kabilah sering belaku dikalangan bangsa Arab ini. Maka disinilah munculnya T.E Lawrence seorang ajen dari Britain yang merancang untuk menjatuhkan kuasa imperial Kerajaan Ottaman yang berpusat di Istanbul. Dengan memberi sokongan kepada kabilah Abdul Aziz al- Saud , kekutan kerajaan Ottoman disebelah selatan – Jordan, Palestin, Syria dan Iraq – menjadi lemah.



Pada 29 Oktober 1923 Turki menjadi republik. Scara resminya kuasa kerajaan Khalifah Ottoman dihapuskan pada 3 March 1924. Akhirnya pada tahun 1932 lahirkan apa yang hari ini dikenali sebagai Kingdom of Saudi Arabia. T.E Lawrence seorang ejen British yang juga seorang homosexul telah memainkan peranan yang amat penting untuk mewujudkan Saudi Arabia.

Disini saya ingin membawa para pembaca untuk untuk memahami konsep yang dipanggil geo-politik. Geo-politik ini ialah politik kawasan , bumi, tanah atau wilayah yang dianggap stratejik dan penting. Stratejik kerana kedudukan wilayah ini dari segi ketenteraan. Penting kerana wujudnya sumber asli yang ditemui dalam wilyah ini. Pada hemat saya, jika Saudi Arabia mengekspot petai dan jering maka setiap hari kita akan membaca tentang kejahatan kaum kerabat Saud.

 Kita akan membaca bagaimana kaum kerabat Saudi ini berpoya-poya berjudi di London atau Paris. Atau kesah keluarga Saud bercanda-canda di kota-kota besar di Eropah. Tetapi hakikatnya bukan petai dan jering tetapi bahan bakar petrol. Saudi Arabia adalah negara kedua dalam dunia – sesudah Venezuela - yang memiliki simpanan minyak terbanyak yang masih belum dicarigali. Hari ini Saudi Arabia adalah negara pengskspot utama – 12 juta tong sehari – minyak mentah dari Saudi memasuki pasaran dunia. Justeru Saudi Arabia adalah kunci keselamatan sistem ekonomi kapitalis yang bergantung kuat dengan bahan bakar petrol. Sayugia dikhabarkan disini bahawa 15 dari 19 orang pengganas yang menyerang WTC pada 9/11 di New York datang dari Saudi Arabia. Menjadi amat pelik – tindak balas dari George Bush bukan tehadap Saudi Arabia tetapi kepada Afghanistan dan Iraq.

 Ini hanya satu contoh yang jelas dimana kuasa imperial Anglo-Amerika akan memilihara ‗kaldai‘ tunggangan mereka dalam percaturan geo-politik dunia hari ini. Ramai warga Melayu Islam mungkin tidak menyedari bahawa keluarga diraja Saudi ini tidak ada sangkut paut dengan Islam. Mereka tidak memiliki petalian teoloji dengan Islam. Malah, yang saheh, pada ketika ini keluarga Saudi ini adalah tali barut dan ajen yang paling setia kepada kuasa imperial Anglo-Amerika.



Keluaraga Saud ini bukan tidak pernah ditentang. Pada 20 November 1979 dahulu satu pemberontakan telah berlaku. Kaabah telah diambil alih selama 2 minggu oleh kumpulan anak-anak muda yang menentang pemborosan, rasuah dan kelakuan kaum keluarga Saud. Keluarga Saud tergamam. Hanya dengan bantuan Amerika barulah pemberontakan ini dapat dipatahkan.

 Untuk meneruskan kuasa feudalnya, untuk meredakan kebencian rakyat maka Raja Saudi kini mengelarkan diri mereka – Penjaga Dua Masjid. Ini hanyalah tembok untuk mengolah persetujuan penganut Islam seluruh dunia bahawa keluarga Saud ini berhak keatas tanah suci Mekkah dan Madinah. Melalui duit minyak petrol keluarga Saud ini telah menabur pengaruh ke seluruh dunia. Mengembangkan faham kolot lagi jumud. Melalui pelbagai yayasan, melalui pelbagai bentuk anak-anak syarikat, kaum keluarga Saudi ini telah mendana masjid, sekolah dan pelabagi bentuk wakaf untuk memastikan penganut agama Islam terus dibodohkan.

Warga Islam diseluruh dunia tidak akan mempersoalkan apa yang sedang mereka lakukan atas nama Islam. Pemusnahan artifek-artifek sejarah yang membina ingatan bersama budaya Arab/Islam dari zaman sebelum Nabi hingga ke zaman Nabi telah dilakukan oleh keluarga Saud ini. Umum telah difahamkan bagaimana kota Mekah telah menjadi ‗vulgar/lucah‘ dengan Mek Donald dan Kentaki Fried Fak. Bertafakur atau berdoa di hadapan makam kaum keluaraga Nabi dianggap ‗syirik‘ tetapi menyambah Mek Donal dan Kentuki dianggap soleh.

Para pembaca jangan tersilap faham tujuan tulisan ini bukan hendak menghina Islam tetapi untuk menunjukkan bahawa keluarga Saud ini tidak ada sangkut paut dengan Islam dan rejim Saudi ini adalah sebahgaian dari punca huru hara yang sedang berlaku di Timur Tengah. Kaum pemodal dan kuasa imperialis Anglo-Amerika telah menggunakan Islam jenis Saudi ini untuk mematahkan perjuangan gerakan pembebasan warga Islam khususnya dan warga dunia amnya. Gerakan pembebasan Palestin telah dimandulkan.

Gerakan demokrasi di Bahrain sedang diganyang dengan bantuan dolar Saudi. Satelah memahami semua ini saya ingin membawa kembali para pembaca kepda keadaan yang sedang berlaku di bumi Arab. Saddam telah dimusnahkan kerana Saddam ingin menggantikan dolar sebagai duit pertukaran jaul beli minyak. Gadaffy dimusnahkan kerana Gadaffy menentang pengkalan tentera Amerika didirikan di Afrika. Kini Bashar perlu ditewaskan kerana dari segi geo-politik wilayah Syria ini amat penting untuk tentera Amerika masuk menyerang Iran.

Semenjak zaman berzaman – dari sejarah Perang Salib – kita mengetahui bahawa Damshik dalam negeri Sham adalah kota stretejik. Pintu ke Amman, pintu belakang ke Baghdad, pintu ke Libanon semua bermula di Damshik. Justeru pada tahun 2008 yang lalu kota Damascus telah dinobatkan sebagai kota budaya Arab. Semenjak dari ribuan tahun wilayah Levant inilah yang menjadi titik mula tamadun dunia. Di wilayah ini tulisan dimulai. Di wilayah ini juga konsep Tuhan Yang Maha Esa ditemui. Sumer, Babil, Akkad adalah kota-kota kuno yang mengasaskan kemunculan kota Damascus dan Baghdad yang akhirnya membawa Percerahan. Berbanding dengan Saudi - tidak ada apa-apa yang dapat dibanggakan.


Kuasa imperialis Anglo-Amerika dalam perancangan geo-politik untuk mengepong China dan Russia kini sedang bekerjasama dengan Saudi Arabia dan Isreal. Israel dan Saudi Arabia dilihat sebagai ‗berseteru‘ tetapi dua negara sedang berkerjasama untuk mematahkan apa sahaja bentuk gerakan demokratik yang berkemungkian muncul di bumi Arab. Pada tahun 2007 kuasa imperialis Amerika telah memberikan 60 bilion dolar melalui apa yang dipanggil ‗military-aid package- bantuan ketenteran‘.

 Sebanyak 13 bilion dolar nilai senjata ini akan dihantarkan kepada Saudi Arabia. Amat jelas dari bantuan persenjataan ini Saudi amat penting dalam pecaturan geo-politik Amerika. Kini senjata yang diterima dari Amerika sedang digunakan oleh gerombolan anti-Bashir.

 Senjata yang dibeli dipasaran gelap dibayar dengan duit petrodalar Saudi. Duit Saudi juga digunakan untuk merekrut tentera-tentera upahan yang dipanggil Free Syrian Army. Free disini kerana mereka mendapat semua bantuan ‗free‘ dari Saudi Arabia. Dari segi ideoloji pula, fahaman reaksionari feudal Saudi ini sedang dijaja dari Moroko ke Maldivess.

Dari Bahrain kena Bukina Faso. Dari Jerico ke Jakarta. Dari Dubai ke Dungun. Ajaran kolot Islam jenis Saudi ini akan ditemui di negara yang ada warga beragama Islam. Sekali lagi saya jelaskan bahawa penentangan Saudi Arabia terhadap Bashar di Syria dan Ahmadinejad dari Iran bukan kerana Shiah atau kerana Sunni. Bukan juga untuk menegakakan shiar Islam.

 Penentangan ini lahir dari strateji geo-politik kuasa Anglo-Amerika yang kini sedang merancang untuk mengepong China dan menekan Russia. Justeru China dan Russia telah menggunakan kuasa veto dan akan terus mengunakan kuasa veto jika ketetapan Bangsa Bangsa Bersatu dilihat sebagai topeng untuk menghalalkan tentera Nato menyerang Syria. China dan Rusia telah ‗tertipu‘ apabila ketetapan PBB telah menghalalkan tentera Nato menyerang Libya dan Gadaffy.(TT)



3 comments:

  1. Amerika dan yahudi membentuk agenda mereka dengan cara divide and rule. Memecah-belahkan negara2 Islam dengan mengadakan syiah. Selagi umat Islam berpecah selagi itu mereka lemah. Kalau betul-betul amerika dan yahudi bermusuh dengan Iran, maka mereka telah lama menyerang Iran. Bukankah iran itu dikata paksi Axis. Kenapa tak serang? Afganistan dan Iraq boleh serang, mengapa? Kalau betul2 nasrallah di Lebanon memerangi yahudi maka telah lama dia di-assinate. Media boleh berbohong, tetapi kita berakal. Di media kata berseteru tetapi hakikatnya saling bantu-membantu. Kitab Ahlussunnah dan syiah sepakat mengatakan pencetus syiah adalah Abdullah bin Saba' yahudi yaman. Yang kamu ikut yahudi tu mengapa? Ahlul-bait tak pun pun memusuhi sahabat2 nabi yang kamu kafirkan. Mahukah kamu namakan anak kamu abu jahal atau abu lahab? Tentulah tidak kerana kamu menamakan anak2 kamu dengan nama yang baik. Ahlul-bait menamakan anak mereka abu bakar, umar dan uthman. Imam kamu buat kenapa kamu ingkar? GUNALAH AKAL!!!

    ReplyDelete
  2. Kerosakkan agama yang dibawa nabi isa as ialah kerana angkara saul (paul atau st paul). dia telah memasukkan amalan agama roman ke dalam agama islam dengan mengagungkan isa as sebagai anak tuhan, trinity. Tujuannya melakukan assimilasi agama dengan masyarakat rom. kerosakan syiah ialah kerana perseteruan politik arab-parsi, sebuah bangsa gasar menakluk kerajaan besar sasanid yang telah bertamaddun beribu2 tahun. Maka amalan-amalan parsi dimasukkan dalam agama. Iconnya ialah mengagungkan ahlul-bait ketahap yang tidak sepatutnya-bersujud diatas tanah/batu karbala? Adakah nabi pernah melakukan ini? Ketahuilah, Saidina Hussin RA itu dibunuh oleh kalangan kamu sendiri!!!

    ReplyDelete
  3. Amerika dan sekutunya akan sentiasa memutarbelitkan segala fakta-fakta semasa demi NWO. Jangan tertipu dengan apa yang anda dengar di TV mahupun di surat khabar.

    ReplyDelete

Site search

    Quotes

    'Do the best bcoz u are the best from the best' ~Hana Zaka~